Selasa, 22 Oktober 2019

KONJUNGSI


PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS KONJUNGSI

Penulis: Agustin Flaviyana, S.Pd.

Pengertian Konjungsi

Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), konjungsi atau kata hubung didefinisikan sebagai kata atau ungkapan penghubung antar kata, antar frasa, antar kalusa, dan antar kalimat. Maka dapat kita simpulkan bahwa konjungsi adalah penghubung antar kata sampai antar kalimat.
1.        Kata
§   Menurut KBBI, kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. Dalam sebuah kalimat, kata merupakan salah satu unsur terkecil.
§   Kata terbentuk dari beberapa huruf yang terangkai untuk menciptakan makna tertentu.
§   Contoh kata yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari misalnya; tidur.
Kata tidur terusun dari huruf-huruf: t-i-d-u, dan r
Kata tidur tersebut mempunyai makna, mengistiraatkan badan dan kesadarannya dengan cara memejamkan mata.
2.        Klausa
§   Klausa merupakan satuan gramatikal yang berupa kelompok dari kata, terdiri atas sekurang-kurangnya subjek dan predikat yang akan berpotensi menjadi kalimat.
§   Dalam klausa tersebut terdiri dari satu subyek (Adik) dan satu predikat atau kata kerja (sedang tidur). Contoh: Adik sedang tidur.
§   Dalam susunannya, klausa lebih pendek atau singkat dibandingkan kalimat. Dalam sebuah klausa hanya terdiri dari subyek dan predikat.
3.        Kalimat
§   Berdasarkan KBBI, kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa. Klausal lebih sederhana dan tidak sekomplek kalimat.
§   Kalimat terdiri dari subjek, predikat, objek dan keterangan (baik keterangan tempat, waktu, dan sebagainya).
§   Tidak menutup kemungkinan pula bila terdapat klausa dalam kalimat.
§   Contoh: Adik sedang tidur di kamar. Kalimat ini terdiri atas subjek, predikat, dan keteranga (tempat).

Jenis-jenis Konjungsi
Konjungsi memiliki jenis yang bervariasi. Konjungsi dapat dikelompokkan menjadi lima, yakni:
1)     konjungsi koordinatif,
2)     konjungsi korelatif,
3)     konjungsi subordinatif,
4)     konjungsi antar kalimat, dan
5)     konjungsi antar paragraf.

A.      Konjungsi Koordinatif,
Konjungsi koordinatif atau bisa juga disebut penghubung koordinatif ini mempunyai 5 jenis, yaitu:
1)       Konjungsi koordinatif penambahan: 
§  Merupakan konjungsi koordinatif yang menerangkan bahwa salah satu kalimat, kata, frasa, atau klausa adalah penambahan atau pelengkap dari kalimat atau klausa lainnya.
§  Adapun kata yang termasuk konjungsi ini adalah dan.
2)       Konjungsi koordinatif pendampingan: 
§  Merupakan konjungsi koordinatif yang menerangkan bahwa salah satu unsur klausa atau kalimat merupakan pendamping bagi kata, klausa, frasa, atau kalimat sebelumnya.
§  Kata yang termasuk konjungsi ini adalah serta, juga.
3)       Konjungsi koordinatif pemilihan: 
§  Merupakan konjungsi koordinatif yang menyatakan bahwa dua unsur gramatikal yang dihubungkan dengan konjungsi ini bersifat opsional atau pilihan yang bisa dipilih salah satu diantaranya.
§  Kata yang termasuk konjungsi ini adalah atau.
4)       Konjungsi koordinatif perlawanan: 
§  Merupakan konjungsi yang menyatakan bahwa dua unsur gramatikal yang dihubungkan oleh konjungsi ini saling berlawanan satu sama lain.
§  Adapun kata-kata yang termasuk konjungsi ini adalah tetapi, dan melainkan.
5)       Konjungsi koordinatif pertentangan: 
§  Merupakan konjungsi yang menyatakan bahwa salah satu unsur gramatikal bertentangan dengan usnur gramatikal lainnya.
§  Kata-kata yang termasuk konjungsi ini adalah padahal dan sedangkan.

B.      Konjungsi Korelatif
§  Konjungsi korelatif diartikan sebagai jenis konjungsi yang menghubungkan dua yang unsur yang setara, entah kita kata, frasa, klausa, maupun kalimat. Dua unsur tersebut sebetulnya merupakan unsur-unsur yang dapat berdiri sendiri.
§  Menurut beberapa sumber, konjungsi ini sering disamakan dengan konjungsi koordinatif. Bedanya, macam-macam kata penghubung pada konjungsi korelatif terdiri atas beberapa gabungan kata, sedangkan konjungsi koordinatif hanya terdiri dari satu kata saja.
§  Adapun kata hubung yang termasuk konjungsi korelatif adalah sebagai berikut:
ü  Baik…. maupun…
ü  Jangankan… pun…
ü  Bukan hanya… melainkan…
ü  Entah… entah…
ü  Sedemikian rupa… sehingga…
ü  Tidak hanya… tetapi (juga)…
§  Contoh kalimat:
ü  Baik siang maupun malam, acara bazaar itu  tetap ramai dikunjungi.
ü  Jangankan bukit, gunung pun juga sanggup aku daki.
ü  Bukan hanya musisi lokal yang tampil di festival musik tahun ini, melainkan sejumlah musisi mancanegara punjuga turut andil di festival tersebut.
ü  Entah benar entah tidak, aku masih meragukan kata-katanya.
ü  Gedung itu dihias sedemikian rupa, sehingga menjadi lebih menarik dari biasanya.
ü  Tidak hanya pejabat dan kolega, sejumlah artis pun juga hadir di pernikahan putri Presiden RI tersebut.

C.      Konjungsi Subordinatif
§  Konjungsi subordinatif atau penghubung subordinatif terbagi atas 13 jenis, yaitu:
ü  Konjungsi subordinatif atributif: merupakan konjungsi yang menghubungkan kata atau klausa utama dengan klausa penjelas. Adapun kata yang termasuk konjungsi ini adalah yang.
ü  Konjungsi subordinatif tujuan: merupakan konjungsi yang menerangkan adanya hubungan tujuan diantara dua klausa atau kalimat. Kata-kata yang termasuk konjungsi ini adalah agar, supaya, dan biar.
ü  Konjungsi subordinatif syarat: merupakan konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau kalimat tidak sederajat yang menerangkan adanya hubungan syarat diantara keduanya. Adapun kata-kata yang termasuk konjungsi ini adalah jika, jikalau, asal(kan), bila, dan manakala.
ü  Konjungsi subordinatif waktu: merupakan konjungsi yang menghubungkan dua kalusa atau kalimat tidak sederajat yang menerangkan adanya hubungan waktu diantara keduanya. Menurut artikel konjungsi, konjungsi subordinatif waktu sendiri dibagi lagi menjadi 4 jenis, yaitu:
*      Konjungsi subordinatif waktu permulaan yang terdiri atas sejak dan sedari.
*      Konjungsi subordinatif waktu bersamaan yang terdiri atas serta, (se)waktu, tatkala, ketika, selama, sambil, sementara, selagi, dan seraya.
*      Konjungsi subordinatif waktu berurutan yang terdiri atas sebelum, begitu, sesudah, susai, sehabis, setelah, dan selesai.
*      Konjungsi subordinatif waktu batas akhir yang terdiri atas kata sampai dan hingga.
ü  Konjungsi subordinatif pengandaian: adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau kalimat yang menerangkan adanya hubungan pengandaian. Adapun kata-kata yang termasuk konjungsi ini antara lain andaikan, seandainya, umpamanya, dan sekiranya.
ü  Konjungsi subordinatif konsesif: menurut kbbi.web.id, konjungsi konsesif adalah konjungsi yang menyatakan adanya keadaan atau kondisi yang berlawanan diantara dua klausa atau kalimat. Kata-kata yang termasuk konjungsi ini adalah biar(pun), walau(pun), sekalipun, sungguhpun, dan kendati(pun).
ü  Konjungsi subordinatif pembandingan: merupakan konjungsi yang menyatakan adanya kesamaan diantara dua klausa atau kalimat. Kata-kata yang termasuk konjungsi ini adalah seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, dan alih-alih.
ü  Konjungsi subordinatif sebab: merupakan konjungsi yang menyatakan adanya hubungan sebab diantara dua klausa atau kalimat. Kata-kata yang termasuk konjungsi ini adalah sebab, karena, oleh sebab, dan oleh karena.
ü  Konjungsi subordinatif hasil: merupakan konjungsi yang menyatakan bahwa salah satu unsur klausa atau kalimat adalah hasil dari klausa atau kalimat sebelumnya. Adapun kata-kata yang termasuk konjungsi  ini antara lain sehingga, sampai(-sampai), dan maka(nya).
ü  Konjungsi subordinatif alat: merupakan konjungsi yang menyatakan bahwa salah satu klausa atau kalimat merupakan alat dari kegiatan atau aktivitas yang dijelaskan dalam klausa atau kalimat sebelumnya. Kata-kata dari konjungsi ini adalah dengan (menggunakan) dan tanpa (menggunakan).
ü  Konjungsi subordinatif cara: merupakan konjungsi yang menyatakan bahwa suatu klausa atau kalimat merupakan suatu cara dari sebuah kegiatan yang dijelaskan dalam klausa atau kalimat sebelumnya. Kata-kata yang termasuk konjungsi ini sama dengan yang ada di dalam konjungsi subordinatif alat, yaitu dengan dan tanpa.
ü  Konjungsi subordinatif komplementasi: merupakan konjungsi yang menerangkan bahwa suatu klausa atau kalimat merupakan pelengkap dari klausa atau kalimat sebelumnya. Adapun bentuk dari konjungsi ini adalah bahwa.
ü  Konjungsi subordinatif perbandingan: merupakan konjungsi yang menyatakan adanya hubungan adanya kesamaan atau perbedaan diantara dua klausa atau kalimat. Adapun kata-kata yang termasuk konjungsi ini adalah sama… dengan, lebih… dari(pada)

D.     Konjungsi Antar kalimat
§  Konjungsi antar kalimat adalah konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Oleh karena itu, konjungsi ini selalu melalui satu kalimat yang baru dan huruf pertamanya ditulis dengna huruf kapital.
§  Berikut macam-macam konjungsi antarkalimat dan maknanya:
ü  Biarpun demikian/begitu, sekalipun demikan/ begitu, sungguhpun demikian/ begitu, walaupun demikian/ begitu, meskipun demikian/ begitu (menyatakan pertentangan dengan apa yang dinyatakan dalam kalimat sebelumnya atau menyatakan ‘kesediaan untuk melakukan sesuatu’).
ü  Kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, (lanjutan dari keadaan atau peristiwa pada kalimat sebelumnya).
ü  Sebaliknya (menyatakan ‘kebalikan dari pernyataan sebelumnya’).
ü  Sesungguhnya, bahwasanya (menyatakan ‘keadaan yang sebenarnya’).
ü  Malahan, bahkan (menyatakan ‘menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya’).
ü  Akan tetapi, namun, kecuali itu (menyatakan ‘pertentangan dengan keadaan sebelumnya’).
ü  Dengan demikian (menyatakan ‘konsekuensi’).
ü  Oleh karena itu, oleh sebab itu (menyatakan ‘akibat’).
ü  Sebelum itu (menyatakan ‘kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya’).
§  Contoh kalimat yang menggunakan konjungsi antarkalimat:
ü  Saya tidak menyukai pemberiannya. Biarpun begitu saya tetap menghargainya. (menyatakan pertentangan dengan apa yang dinyatakan dalam kalimat sebelumnya atau menyatakan ‘kesediaan untuk melakukan sesuatu’).
ü  Saya akan menyusun bahan ajar ini terlebih dahulu. Sesudah itu, saya akan melanjutkan tugas membuat soal ulangan harian. (lanjutan dari keadaan atau peristiwa pada kalimat sebelumnya).
ü  Kita jangan terus lingkungan tempat kita hidup. Sebaliknya, kita harus merawat dan melestarikannya. (menyatakan ‘kebalikan dari pernyataan sebelumnya’).
ü  Tahun ini kita dilanda kemarau. Sesungguhnya, bencana ini sudah diramalkan tahun kemarin. (menyatakan ‘keadaan yang sebenarnya’).
ü  Kebanyakan rumah-rumah di Kalimatan dibangun di tepi sungai. Bahkan, di sana ada kampung yang berada di tengah laut dangkal. (menyatakan ‘menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya’).
ü  Saat ini keadaan memang telihat aman. Akan tetapi, kita tetap harus tetap waspada. (menyatakan ‘pertentangan dengan keadaan sebelumnya’).
ü  Jika kamu sudah setuju dengan persyaratan ini. Dengan demikian, kamu pun harus berani menanggung segala risiko yang terjadi. (menyatakan ‘konsekuensi’).
ü  Kami telah melarang mereka untuk berburu di hutan ini, tetapi mereka tetap saja nekat. Oleh karena itu, biar mereka merasakan sendiri akibatnya. (menyatakan ‘akibat’).
ü  Pak Polisi berhasil menangkap seorang pencuri motor. Sebelum itu, pak polisi  juga pernah menangkap tiga orang pencuri motor lainnya. (menyatakan ‘kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya’).

E.      Konjungsi Antar paragraf.
§  Konjungsi antarparagraf adalah konjungsi yang menghubungkan satu paragraf dengan paragraf lainnya. Konjungsi ini berkhasiat untuk menyebabkan sebuah paragraf koheran, padu, serta sistematis.
§  Konjungsi antarparagraf pada umumnya terletak pada awal paragraf.
§  Macam-macam konjungsi antarparagraf, menyerupai adapun, akan hal, mengenal, dalam pada itu, alkisah, arkian, sebermula, atau syahdan.
§  Berikut ini yaitu macam macam konjungsi antar paragraf yang sering digunakan:
ü  Disamping …
ü  Terlebih lagi …
ü  Oleh lantaran itu …
ü  Tak hanya sebagai …
ü  Adapun ...
ü  Berdasarkan …
ü  Selain itu ...
ü  Akan hal ...





§  Contoh penggunaan konjungsi antarparagraf
Burung merupakan binatang yang sangat banyak dijumpai. Di dunia ini hampir setiap kawasan sanggup kita jumpai banyak sekali macam burung contohnya di hutan, di desa maupun di perkotaan. Bahkan burung juga ada di padang pasir. Hal tersebut dikarenakan burung sanggup menyesuaikan diri dengan lingkunganya dengan baik.
Selain itu, burung juga memiliki tingkat reproduksi yang cukup baik. Setiap induk burung setiap kali bereproduksi umumnya sanggup menghasilkan empat atau lebih butir telur.
Terlebih lagi, burung juga berkhasiat sekali bagi insan sebagai binatang peliharaan, selain itu juga sebagai materi makanan dan yang lain-lain. Tidak heran bila burung merupakan binatang yang sering dikembangbiakkan oleh manusia.
Oleh lantaran itu, di dunia ini populasi burung tetap terjaga dan sulit mengalami kepunahan. Hal itu mungkin dikarenakan penyesuaian terhadap lingkungan yang baik, reproduksinya yang baik, dan banyak insan yang mengembangbiakkan burung.

Sabtu, 07 September 2019

TEKS EKSPOSISI


TEKS EKSPOSISI

Menurut E. Kosasih (2007: 135), paragraf adalah rangkaian kalimat yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan pokok pembahasan. Paragraf merupakan satuan bahasa yang lebih besar daripada kalimat. Paragraf dibentuk oleh dua unsur, yakni gagasan utama dan beberapa gagasan penjelas.
Paragraf merupakan bagian dari suatu karangan (tulisan) atau bagian dari tuturan (lisan). Sebuah paragraf itu ditandai oleh suatu kesatuan gagasan yang lebih tinggi atau lebih luas daripada kalimat. Oleh karena itu, paragraf umumnya terdiri dari sejumlah kalimat. Kalimat-kalimat kemudian saling berkaitan untuk mengungkapkan sebuah gagasan tertentu.
Perlu diketahui bahwa menulis eksposisi itu sangat besar manfaatnya, karena sebagian besar masyarakat menyadari akan pentingnya sebuah informasi. Paragraf eksposisi merupakan sebuah paragraf yang memaparkan suatu fakta atau merupakan sebuah penjelasan. Misalnya ada paragraf yang menjawab pertanyaan apakah itu? Dari mana asalnya? Paragraf itulah yang merupakan sebuah paragraf eksposisi. Eksposisi adalah karangan yang menyajikan sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya yaitu agar pembaca mendapatkan pengetahuan atau informasi yang sejelas – jelasnya mengenai sebuah fakta.

Ruang Lingkup
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian, ciri-ciri, macam atau pola pengembangan paragraf eksposisi, dan langkah-langkah membuat paragraf eksposisi, serta bagian–bagiandari paragrafeksposisi. Selain itu, pada bab ini juga akan disertakan beberapa contoh dari paragraf eksposisi.

Tujuan
1)     Apa pengertian paragraf eksposisi?
2)     Bagaimana ciri paragraf eksposisi?
3)     Bagaimana struktur teks eksposisi?
4)     Bagaimana cara penulisan atau langkah-langkah membuat paragraf eksposisi?
5)     Bagaimana contoh penulisan paragraf eksposisi yang baik?
6)     Bagaimana kaidah kebahasaan teks eksposisi?

A.       Pengertian dan Tujuan Paragraf Eksposisi
Paragraf Eksposisi merupakan karangan yang bertujuan untuk menginformasikan tentang sesuatu sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Karangan eksposisi bersifat ilmiah atau nonfiksi. Sumber karangan ini dapat diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian atau pengalaman.
Paragraf Eksposisi juga merupakan paragraf yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuan paragraf eksposisi adalah untuk memberikan keterangan, penjelasan, atau informasi sejelas-jelasnya untuk menambah pengetahuan dan wawasan pembaca.  Paragraf Eksposisi juga sering disebut sebagai sebuah paparan. Paragraf ekspositoris disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menampilkan suatu objek. Peninjauannya tertuju pada satu unsur saja. Penyampaiannya dapat menggunakan perkembangan analisis kronologis atau keruangan (Tasai dan Arifin, 2000:129).

Paragraf eksposisi merupakan paragraf yang memaparkan suatu fakta atau kejadian tertentu yang berisi paparan pikiran atau pendapat dengan harapan dapat memperluas wawasan atau pengetahuan dan pandangan orang lain (Maimunah, 2011:35). Eksposisi merupakan karangan yang bertujuan untuk menginformasikan tentang sesuatu sehingga memperluas pengetahuan pembaca (Ariesandy, 2011).

B.       Ciri-ciri teks eksposisi
1)     Informatif
Menjelaskan informasi-informasi pengetahuan yang dapat menambah wawasan pembaca.
2)     Faktual
Menyajikan data/ pendapat yang akurat (terbukti) dan dapat dipercaya.
3)     Nonfiksi/ilmiah)
Penyampaian secara lugas, menggunakan bahasa yang baku dan berdasarkan penelitian.
4)     Objektif (Natural)
Tidak memihak dan mempengaruhi pembaca. Artinya, tidak memaksakan kemauan penulis terhadap pembaca.

C.        Struktur Teks Eksposisi
1)     Judul
Judul sebaiknya menggambarkan sesuatu yang dibahas dalam teks Eksposisi. Judul hendaklah ditulis dengan kata-kata yang singkat, menarik dan sarat akan makna.
2)     Tesis (pembukaan)
Pada bagian ini berisi pernyataan pendapat penulis yang tentunya berdasarkan sebuah fakta.
3)     Argumen (isi)
Pada bagian ini berisikan alasan penulis yang berisikan fakta-fakta yang dapat mendukung pendapat penulis pada bagian tesis.
4)     Penegasan ulang
Bagian ini merupakan penutup dari sebuah teks eksposisi yang berupa penguatan kembali atas pendapat yang telah ditunjang oleh fakta-fakta dalam bagian argumentasi.

D.       Langkah-langkah Membuat Paragraf Eksposisi:
1)     menentukan tema;
2)     menentukan tujuan;
3)     mengumpulkan data;
4)     menulis dan menyusun kerangka;
5)     mengembangkan kerangka.


E.        Contoh-contoh Teks Eksposisi dan strutur teks:
Teks eksposisi 1
Ekonomi Indonesia
          Ekonomi rakyat adalah sebuah aktivitas ekonomi bagi rakyat. Apabila ini dikaitkan dengan aktivitas pertanian, maka yang dimaksud dengan aktivitas ekonomi rakyat adalah sebuah aktivitas ekonomi petani, peternak, nelayan kecil, petani tanpa tanah, nelayan tanpa perahu, dan sejenisnya dan bukan perkebunan atau peternak besar atau, dan sejenisnya.
        Argumen lain dari ekonomi rakyat bisa juga dilihat dari sebuah ideologi yang jargonnya adalah “Ekonomi dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.” Dari rakyat  yang artinya adalah aktivitas ekonomi itu berkaitan dengan penguasaan rakyat dan aksesibilitas rakyat terhadap sebuah sumber daya ekonomi. Rakyat menguasai dan memiliki hak atas sumber daya untuk mendukung kegiatan produktif dan konsumtifnya. Oleh rakyat artinya adalah proses produksi dan konsumsi dilakukan dan diputuskan oleh rakyat. Berkaitan dengan sumber daya, baik itu yang sifatnya produktif atau konsumtif, rakyat memiliki alternatif lain untuk memilih dan juga menentukan sistem pemanfaatan, seperti berapa banyak jumlah yang harus dimanfaatkan, siapa yang memanfaatkan, bagaimana proses pemanfaatannya, dan bagaimana menjaga kelestarian bagi proses pemanfaatan yang selanjutnya, dan sebagainya. Selanjutnya, untuk rakyat  yang inti utamanya adalah segala aktivitas ekonomi yang dilakukan itu pada akhirnya diperuntukkan untuk kesejahteraan rakyat juga. Rakyat menerima manfaat, dan indikator kemanfaatan yang paling utama ialah kepentingan rakyat.
Dalam hal ini juga perlu dijelaskan bahwa ekonomi rakyat bisa berkaitan dengan siapa saja. Dalam arti kegiatan ekonomi dapat dilakukan juga dengan “non-ekonomi-rakyat”. Juga tidak ada pembatasan mengenai jenis produk, permodalan, besaran, sifat usaha, dan lain sebagainya. Ekonomi rakyat bersifat tidak eksklusif, tetapi inklusif dan juga terbuka. Walaupun seperti itu, sifat fundamental diatas u pula menciptakan suatu sistem ekonomi yang terdiri dari pelaku ekonomi, mekanisme transaksi, norma dan kesepakatan yang khas, yang umumnya telah memfasilitasi ekonomi rakyat untuk tetap bertahan dan berkembang sejalan dengan perkembangan sosial ekonomi masyarakat Indonesia.


Teks eksposisi 2:
Perubahan Kurikulum Pendidikan di Indonesia
Sistem pendidikan Indonesia dewasa ini mengalami suatu perubahan yang sangat signifikan. Perubahan tersebut berkaitan dengan kurikulum yang digunakan dalam dunia pendidikan Indonesia. Dimana, kurikulum 2006 yang sejak lama dipakai diganti dengan kurikulum 2013. Walaupun tidak semua sekolah menggunakan kurikulum ini, namun tetap berjalan sebagimana mestinya.
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam beberapa kesempatan menjelaskan bahwa, kurikulum 2013 diprioritaskan pada sekolah-sekolah yang memiliki akreditasi A atau sekolah berstandar Internasional, yang biasa disingkat dengan RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional). Syarat keterjangkauan distribusi buku juga menjadi syarat terhadap sekolah pelaksana kurikulum 2013. Kemendikbud juga menerangkan bahwa kurikulum 2013 ini fokus pada pembangunan sikap, pengetahuan, keterampilan, karakter yang berlandaskan pada pendekatan ilmiah atau scientific approach. Selain itu, kurikulum 2013 juga menitikberatkan kepada hubungan antara pembelajaran dengan rasa syukur pada pemberian Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia selaku pengelola alam sekitar. Khususnya mengacu pada pembelajaran yang dimulai dengan mengamati, menanya, menalar, dan mencoba atau mencipta.
Musliar Kasim selaku wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan beranggapan, bahwa Kurikulum 2013 lebih menonjolkan praktik daripada hafalan. Sebab selama ini, peserta didik banyak dibebani hafalan, yang justru dirasa kurang meningkatkan kreativitas. Melalui Kurikulum 2013 ini, pemerintah ingin menghasilkan anak bangsa Indonesia yang produktif, kreatif, dan afektif. Dalam kurikulum 2013 setiap peserta didik dibentuk agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Hatta, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden mengungkapkan bahwa kurikulum 2013 ini bertujuan untuk membentuk karakter generasi berkualitas, cinta tanah air dan bangsanya. Selain itu kurikulum 2013 juga menitikberatkan peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga generasi mendatang tetap mempunyai jati diri bangsa Indonesia dan berkualitas.
Namun, ternyata banyak juga masyarakat yang menolak berlakunya kurikulum 2013 ini. Perubahan kurikulum ini dianggap sangat mendadak dan di paksakan. Bahkan, ada yang beranggapan kurikulum ini kurang fokus karena menggabungkan dua mata pelajaran yang memiliki substansi pokok yang berbeda. Meskipun, mata pelajaran yang akan diajarkan dibuat lebih sederhana, tetapi tingkat pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki peserta didik akan semakin berkurang karena mata pelajaran tersebut tidak dipelajari secara utuh, namun secara terpisah-pisah sehingga akan membuat peserta didik menjadi bingung.




LEMBAR KERJA SISWA
Mengidentifikasi Isi dan Struktur Teks Eksposisi

Indikator Soal:
Disajikan teks eksposisi, siswa dapat:
1)     Menjelaskan isi teks eksposisi untuk menguji pemahaman peserta didik
2)     Mengidentifikasi teks eksposisi

Bacalah teks eksposisi berikut ini dengan cermat!                                        
Poligot

                Poliglot adalah sebutan untuk orang-orang yang banyak menguasai bahasa. Dengan demikian, komunitas poliglot inonesia adalah wadah bagi para penggemar bahasa yang sudah menguasai atau sedang mempelajari beberapa bahasa. Terbentuknya komunitas ini terinspirasi dari Polinglotclub di Paris. Di Indonesia, poligot yang bermula di Yogyakarta ini didirikan untuk memperbanyak praktik penggunaan bahasa asing yang sedang dipelajari dalam suasana yang santai dan menyenangkan.
                Pembentukan poliglot di Yogyakarta dipelopori oleh Monis Pandhu dan Sandya Rani K. Mereka mengadakan pertemuan poliglot pertama kali pada bulan Agustus 2010. Kemudian pada tahun 2011, kegiatan poliglot di Yogyakarta menjadi kurang aktif karena beberapa koordinator poliglot melanjutkan pendidikan ke luiar negeri. Awal 2012, untuk menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan poligot di seluruh kota di Indonesia, maka dibentuklah poliglot Indonesia dengan koordinator yang ada di setiap kota.
                Kegiatan utama poliglot bukan hanya mempelajari bahasa. Mereka juga saling bertukar informasi positif, seperti info beasiswa, kegiatan-kegiatan kebudayaan, info akademik, info travel, dan tentu saja untuk melebarkan tali pertemanan.
                Jadi, selain bisa mendapat teman dari negara lain, sekaligus juga dapat tandem alias patner untuk saling mengajarkan bahasa. Ditambah pertemuan yang dibuat santai dan menyenangkan. Oleh karena itu, dari kegiatan ini para poligot juga dapat saling berbagi pengetahuan.
(Dirangkum dari okezone.com)

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini sesuai dengan isi teks ekposisi!
1.       Apa permasalahan yang dibahas dalam teks tersebut?
2.       Apa pendapat yang disampaikan penulis pada  paragraf pertama?
3.       Apa argumentasi yang disampaikan penulis pada paragraf ketiga?
4.       Apa argumentasi yang disampaikan pada paragraf keempat?
5.       Pokok informasi apa yang disampaikan pada paragraf keempat?

Identifikasi struktur teks eksposisi di atas!
Paragraf
Struktur teks
Pokok informasi
1


2


3


4



Bacalah 5 teks ekposisi pada halaman 4-8, kemudian lakukan identifikasi terhadap struktur teks dan pokok informasi dalam teks tersebut!




1.       Teks eksposisi, “Ekonomi Indonesia”
Paragraf
Struktur teks
Pokok informasi
1


2


3


4


2.       Teks eksposisi “Perubahan Kurikulum Pendidikan di Indonesia”
Paragraf
Struktur teks
Pokok informasi
1


2


3


4



F.        Kaidah Kebahasaan Teks Eksposisi
1.      Kalimat fakta dan Kalimat Opini
§  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fakta adalah sesuatu hal yang benar-benar ada dan terjadi. Fakta sering juga disebut dengan kenyataan. Fakta dapat diperoleh melalui suatu pengamatan terhadap suatu objek atau peristiwa/kejadian tertentu. Kalimat fakta adalah suatu kalimat yang didalamnya terdapat sebuah informasi yang sebenarnya dan dapat dibuktikan kebenarannya.
§  Sedangkan opini, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terdiri dari 3 pengertian yakni pendapat, pikiran dan pendirian. Atau dapat disimpulkan bahwa opini adalah pendapat, pikiran seseorang yang belum tentu benar karena tidak/belum ada bukti kebenarannya. Opini merupakan lawan/kebalikan dari fakta, dan sering juga disebut juga sebagai pendapat. Kalimat opini adalah suatu kalimat yang berisi hasil gagasan, pendapat, atau perkiraan orang baik perorangan maupun kelompok.

Perbedaan Fakta dan Opini
No.
Fakta
Opini
1
Kebenarannya dapat dibuktikan
Kebenaran tidak dapat dibuktikan
2
Bersifat objektif
Bersifat subjektif
3
Pernyataan bersumber dari peristiwa nyata, riset ataupun pengamatan
Pernyataan bersumber dari saran, gagasan atau pendapat pribadi
4
Bersifat pasti
Mengira-ngira
5
Data akurat
Data tidak akurat
6
Umumnya pendapat setiap orang sama
Pendapat setiap orang berbeda-beda

Kalimat Fakta
Secara sederhana, fakta adalah sesuatu hal yang telah terbukti kebenarannya, fakta berisi sesuatu yang benar-benar ada dan pernyataan dari sebuah fakta biasanya sulit untuk disanggah oleh siapapun.
Dalam sebuah fakta, pendapat satu dengan orang lainnya umumnya sama karena kejadiannya jelas, tidak dapat terbantahkan serta dapat dicek atau dilakukan verifikasi oleh siapapun.
Sumber Kalimat Fakta Terdiri Dari 3 Jenis.
§  Fakta yang diperoleh dari peristiwa nyata.
§  Fakta yang diperoleh dari hasil riset.
§  Fakta yang diperoleh dari pendapat seseorang berdasarkan suatu peristiwa pengamatan.



Ciri-Ciri Kalimat Fakta
1)     Kebenarannya dapat dibuktikan dan diverifikasi oleh siapapun
2)     Data yang disajikan akurat dan tepat
3)     Bersifat objektif atau tidak memihak siapapun
4)     Secara umum dapat menjawab pertanyaan 5W1H (what, where, when, who, why dan how)
5)     Informasi diperoleh dari kejadian yang nyata.
6)     Dapat berupa pernyataan atau angka-angka.

Jenis Kalimat Fakta
   Kalimat fakta terbagi kedalam dua jenis yakni Kalimat fakta umum dan kalimat fakta khusus. Berikut penjelasan keduanya.
1)     Kalimat Fakta Umum
Kalimat fakta umum adalah Kalimat Fakta yang kebenarannya berlaku sepanjang jaman dan berlaku secara luas.
Contoh Kalimat Fakta Umum:
§  Pusat tata surya adalah matahari
§  Matahari terbit dari timur dan tenggelam ke arah barat.
Semua tentu saja tahu kebenaran kalimat-kalimat tersebut, kebenarannya mutlak dan tidak ada orang yang membantah bahwa matahari merupakan pusat tata surya, matahari terbit di pagi hari di sebelah timur dan terbenam di sore hari di sebelah barat. Semua itu berlangsung sepanjang jaman.
2)     Kalimat Fakta Khusus
Kalimat fakta khusus adalah Kalimat fakta yang kebenarannya berlaku sementara atau beberapa waktu tertentu saja.
Contoh Kalimat Fakta Khusus: “Saya bekerja di PT. Cahaya Abadi.”
Bila saat ini saya bekerja di PT. Cahaya Abadi adalah suatu kebenaran/fakta, tetapi beberapa tahun kemudian saya tidak lagi bekerja di tempat tersebut. Maka kalimat tersebur bukan fakta lagi. Jadi, kalimat tersebut dinamakan fakta khusus karena keadaan tersebut hanya berlaku di sementara waktu saja/saat itu.
Berikut adalah contoh kalimat fakta, keterangan (Fu) digunakan untuk menyatakan kalimat fakta umum, dan (Fk) untuk kalimat fakta khusus:

Contoh Kalimat Fakta
1)      Jokowi adalah Presiden ke 7 Republik Indonesia (Fu)
2)      Jokowi adalah Presiden Republik Indonesia (Fk)
3)      London merupakan ibukota negara Inggris (Fk)
4)      Tanggal 17 Agustus 1945 diperingati sebagai hari kemerdekaan Indonesia. (Fu)
5)      Mark Zuckerberg adalah pendiri jejaring sosial Facebook. (Fu)
6)      Pelatih tim sepakbola Arsenal adalah Arsene Wenger(Fk)
7)      Real Madrid adalah klub yang menjuarai liga Champions tahun 2016. (Fu)
8)      Persib Bandung berdiri pada tanggal 14 Maret 1933 (Fu)
9)      1 jam terdiri dari 60 menit dan 3600 detik. (Fu)
10)  Penulis buku novel Laskar Pelangi adalah Andrea Hirata. (Fu)
11)  Mereka mengadakan pertemuan poliglot pertama kali pada bulan Agustus 2010. (FU)
12)  Kemudian pada tahun 2011, kegiatan poliglot di Yogyakarta menjadi kurang aktif karena beberapa koordinator poliglot melanjutkan pendidikan ke luar negeri.(FK)
13)  Awal 2012, untuk menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan poligot di seluruh kota di Indonesia, maka dibentuklah poliglot Indonesia dengan koordinator yang ada di setiap kota. (FK)
Kalimat Opini
Opini adalah suatu pernyataan yang belum tentu kebenarannya. Opini umumnya didasarkan pada pendapat atau gagasan seseorang dalam merespon suatu kejadian atau masalah.
Kebenaran dalam kalimat opini bersifat pribadi. Dalam beropini pendapat antara satu orang dengan lainnya mungkin berbeda. Entah itu karena sudut pandang yang dipakai ataupun hal lainnya.

Jenis kalimat opini:
1)      Opini perorangan/individu
Kalimat opini perorangan/individu adalah kalimat opini yang pendapat atau gagasannya dikemukakan oleh satu individu tertentu.
Contoh : Sepertinya nanti sore akan turun hujan.
2)      Opini Umum
Kalimat opini umum adalah kalimat opini yang pendapat atau gagasannya diakui banyak orang atau semua orang.
Contoh :
Anjing akan menggonggong ketika melihat ada makhluk halus yang ada di dekatnya.
Contoh kalimat opini:
§  Untuk menghindari kelebihan berat badan, seorang model biasanya menghindari makanan yang mengandung karbohidrat di malam hari. (U)
§  Penghasilan dokter lebih besar jika dibandingkan dengan gaji seorang guru. (U)
§  Ayah seharusnya menggunakan motor untuk berangkat kerja agar terhindar dari macet. (I)
§  Ibu akan lebih senang jika kak Nita menjadi seorang pramugari. (I)
§  Suara penyanyi pendatang baru itu lebih cocok menyanyikan lagu beraliran balada.(I)
§  Menurut saya, dia pantas menjadi seorang ketua umum.(I)
§  Sepertinya tas yang dipakai istri kepala daerah itu adalah tas impor yang bermerek.(I)

Contoh kalimat fakta dan kalimat opini

Kalimat Fakta:                                                  Kalimat Opini:
1.

Ibu kota Negara Indonesia adalah Jakarta, kota yang terletak di Pulau Jawa.
Negara Indonesia adalah negara dengan rakyatnya yang ramah dan suka menolong sesama.
2.
Indonesia adalah negara kepulauan
dan pada tahun 2016 telah tercatat total 14572 pulau telah diverifikasi.
Setiap pulau di Indonesia menawarkan keindahan alam yang akan membuat setiap orang terpukau dan terkesan.
3.

Penyakit tifus disebabkan oleh bakteri yang menyerang antibodi tubuh.
Saat kalian terserang tifus, perbanyaklah makanan bergizi dan cukupi cairna tubuh.
4.
Larry Page dan Sergey Brin adalah pendiri Google.
Google menjadi rujukan pertama hampir setiap orang di dunia dalam mencari informasi.
5.

BPUPKI dinyatakan bubar oleh Jepang pada tanggal 07 Agustus 1945.

BPUPKI seharusnya bisa menyelesaikan persiapan kemerdekaan Indonesia dengan baik.
Berlatih tugas:
1)      Bacalah kembali teks eksposisi berjudul “Pembagunan dan Bencana Lingkungan” di buku paket halaman 56-57. Kemudian datalah 3 kalimat fakta dan 3 kalimat opini!
2)      Tuliskan di buku catatanmu!



LEMBAR KERJA SISWA
Indikator soal:
1)     Siswa dapat menetukan kalimat fakta dan kalimat opini
2)     Siswa dapat mengidentifikasi kalimat fakta dan kalimat opini dalam teks eksposisi yang dibaca

Soal:
1.       Tentukan kalimat fakta dan opini dari kalimat-kalimat berikut ini dengan memberi tanda (KF) pada kalimat fakta atau (KO) padakalimat opini!
1)     Indonesia adalah tuan rumah Asian Games 2018. (    )
2)     Indonesia pantas menjadi tuan rumah ajang Olimpiade 2032. (    )
3)     Joko Widodo adalah presiden ketujuh Republik Indonesia. (    )
4)     Joko Widodo adalah presiden terbaik Indonesia. (    )
5)     Gunung tertinggi di pulau jawa adalah Gunung semeru. (    )
6)     Pemandangan di atas puncak gunung lebih indah dibandingkan pemandangan di bawah laut. (    )
7)     Perempuan terlihat lebih cantik jika berambut panjang. (    )
8)     Sebentar lagi hujan akan segera turun karena awannya terlihat mendung. (    )
9)     Kegiatan literasi di sekolah sangat bermanfaat bagi peserta didik. (    )
10) Tidak banyak peserta didik yang menyukai pelajaran Bahasa Indonesia. (    )
11) Pada triwulan kedua tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, ekonomi Indonesia tumbuh sekitar 6,4 persen. (    )
12) Pertumbuhan ini tetap masih terpust di Pulau Jawa dengan pertumbuhan sebesar 57,5 persen. (    )
13) Jika diakumulasikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I tahun 2012 lebih baik dibandingkan dengan semester I tahun 2011 yang tumbuh sekitar 6,3 persen. (    )
14) Namun, pertumbuhan ekonomi Indonesia dianggap mengalami anomali. (    )
15) Beliau beralasan, pertumbuhan ekonomi ini tidak diikuti dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. (    )

2.       Bacalah teks eksposisi “Pembangunan dan Bencana Lingkungan” pada buku paket halaman 56-57. Kemudian identifikasi dan tuliskan 5 kalimat fakta dan 5 kalimat opini yang terdapat dalam teks tersebut!
No.
Kalimat Fakta
Kalimat Opini
1




2




3




4




5









3.       Kata sifat (adjektiva)
Kata sifat (adjektiva) adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, atau binatang. Kata sifat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut (E. Kosasih, 2007:39).
Contoh adjektiva: besar, baik, cantik, ringan, sulit, halus, sempit dll.
Ciri-ciri adjektiva
1)      Dapat diberi keterangan pembanding, seperti lebih, kurang, dan paling.
Contoh: lebih besar, kurang baik, paling indah
2)     Dapat diberi keterangan penguat, seperti sangat, amat, benar, sekali, dan terlalu.
Contoh: sangat indah, amat tinggi, pandai benar, murah sekali, terlalu murah.
3)     Dapat didahului dengan kata ingkar tidak
Contoh:  tidak salah, tidak mahal, tidak subur
4)     Dapat diulang dengan disertai imbuhan se-nya.
Contoh: semanis-manisnya, semudah-mudahnya, sekuat-kuatnya, dll
5)     Dalam kalimat, kata sifat umumnya berfungsi sebagai keterangan bagi kata benda.
Contoh: baju baru, buku yang mahal, suara lemah lembut, gedung tinggi

4.       Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
Makna Leksikal
§  Makna leksikal adalah makna suatu kata sebelum mengalami proses perubahan bentuk ataupun belum digunakan dalam kalimat.
§  Makna leksikal sering juga disebut makna kamus.
Jadi, makna leksikal adalah makna yang berdasarkan kamus (E. Kosasih, 2007: 34).

Makna Gramatikal
§  Makna gramatikal adalah makna suatu kata setelah  kata itu mengalami proses gramatikalisasi, baik melalui pengimbuhan, pengulangan, ataupun pemajemukan.
§  Makna gramatikal suatu kata bisa sama, berubah, atau bahkan berbeda sama sekali dengan makna leksikalnya.
§  Makna gramatikal sangat bergantung pada struktur kalimatnya. Oleh karena itu, makna gramatikal sering pula disebut makna struktural (E. Kosasih, 44: 2007).
Jenis makna
Contoh kata
Makna
Leksikal
Ibu
Orang yang melahirkan
Gramatikal
Keibuan
Bersifat seperti seorang ibu (orang yang melahirkan, penuh sayang)
ibu-ibu
Banyak ibu atau banyak perempuan dewasa.
ibu guru
Perempuan yang pekerjaannya mengajar.

Ayo, coba diisi!
Jenis makna
Contoh kata
Makna
leksikal
Tua

gramatikal
Ketua

Ketuaan

tua-tua


Berlatih tugas:
§  Kerjakan tugas di buku paket halaman 72 (Tugas 2)!
Perintah soal: Temukan makna adjektiva (kata sifat) dengan menggunakan KBB!
§  Lanjutkan dengan menidentifikasi kata sifat (adjektiva) pada tugas 3 halaman 73!
§   

LEMBAR KERJA SISWA

Indikator soal:
1.       Siswa dapat menentukkan makna leksikal dan makna gramatikal dari kata-kata yang disajikan dalam tabel.
2.       Siswa dapat mengidentifikasi adjektiva yang terdapat dalam teks eksposisi.

Soal:
1.       Temukan makna leksikal dan gramatikal dari kata-kata berikut ini!
Jenis makna
Kata
Makna
Leksikal


Gramatikal







Jenis makna
Kata
Makna
Leksikal


Gramatikal







Jenis makna
Kata
Makna
Leksikal


Gramatikal







Jenis makna
Kata
Makna
Leksikal


Gramatikal







Jenis makna
Adjektiva
Makna
Leksikal


Gramatikal







2.       Bacalah teks eksposisi “Pembangunan dan Bencana Lingkungan” pada buku paket halaman 56-57 kemudian identifikasi dan tuliskan adjektiva yang terdapat dalam teks tersebut!











5.       Gagasan Pokok dan Gagasan Penjelas
Gagasan Pokok (Gagasan utama)
v  Gagasan utama paragraf dinamakan juga sebagai pokok pikiran paragraf, ide pokok paragraf, pikiran utama paragraf, makna pokok paragraf dan sebagainya.
v  Gagasan utama adalah gagasan yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf. Gagasan utama bisa terletak di awal ataupun akhir paragraf (E. Kosasih, 2007:135)
v  Karakteristik gagasan utama:
§  Lebih umum dari pada kalimat lain;
§  Biasanya terletak di awal atau di akhir paragraf;
§  Dapat berdiri sendiri jika kalimat lainnya dihilangkan.

Gagasan Penjelas
v  Gagasan pendukung juga disebut gagasan penjelas yang fungsinya untuk menjelaskan gagasan utama. Gagasan penjelasan pada umumnya dinyatakan oleh lebih dari satu kalimat (E. Kosasih, 2007:135).
v  Kalimat yang mengandung ide penjelas disebut kalimat penjelas.
v  Karakteristik gagasan pendukung:
§  Lebih spesifik daripada kalimat lainnya;
§  Biasanya dalam bentuk contoh, data, dan pernyataan;
§  Satu paragraf terdiri dari beberapa kalimat;
§  Tidak bisa berdiri sendiri (Jika kalimat lain dihilangkan, mereka akan sulit dipahami).

Hubungan Gagasan Utama dengan Gagasan Penjelas
Perhatikan paragraf di bawah ini!
Keamanan merupakan salah satu hal paling penting dalam berkendara. Berbagai macam peningkatan teknologi digali dan ditingkatkan demi mendapatkan keamanan sekaligus kenyaamanan mengemudi mobil di jalan. Ketika kendaraan berada di permukaan jalan yang licin, terlapis es, atau jalan bebatuan ada kemungkinan terjadi slip atau tergelincir, sehingga membahayakan keselamatan. Dengan adanya kemajuan teknologi, kemungkinan kecelakaan ini dapat diperkecil.

Gagasan utama paragraf di atas adalah keamanan merupakan salah satu hal paling penting dalam berkendara. Gagasan tersebut terdapat pada kalimat pertama. Kalimat-kalimat yang ada di bawahnya mengandung.
Hubungan antarunsur-paragraf, terutama kalimat utama dengan kalimat penjelas atau kaliat penjelas dengan kalimat penjelas lainnya, sering menggunakan kata hubung antarkalimat. Contoh-contoh kata hubung atarkalimat lainnya biarpun demikian,  setelah itu, selain itu, sebaliknya, oleh sebab itu, dan kecuali itu.
Perhatikan kalimat berikut ini!
Jika mobil menikung dalam kecepatan tinggi dan bagian belakang mobil  terasa oleng dang mengayun ke depan, program ini akan memerintahkan agar ada pengurangan tenaga mesin. Hal ini dimaksudkan agar gaya lateral juga menurun. Selain itu, program ini juga dapat meningkatkan daya pengereman. Dengan adanya kontrol ini, keselamatan lebih terjamin lagi.

Ayo, berlatih membuat paragraf!
Kalimat utama
Kalimat penjelas

1

2

3

4


6        Kalimat Verbal
Dalam teks eksposisi banyak digunakan kalimat verbal, yaitu kalimat berpredikat verba. Selain kalimat verbal, kita juga megenal istilah kalimat nominal, yaitu kalimat berpredikat selain verba, seperti nomina (benda), adjektiva (sifat), numeralia (angka), atau adverbia (keterangan). Namun, kalimat nominal ini jarang digunakan dalam teks eksposisi.
Jenis Kalimat Verbal:
1)     Kalimat aktif Transitif
§  Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang memerlukan objek. Dengan kata lain, kalimat tersebut tidak bisa berdiri sendiri tanpa adanya objek.
§  Ciri-ciri:
ü  Memerlukan objek
ü  Menggunakan predikat yang berawalan me-kan, me-i,meN-kan, meN-i, dan meN-
ü  Dapat diubah menjadi kalimat pasif
§  Contoh:
ü  Ibu menjahit baju.
ü  Andi menendang bola.
ü  Ayah memakan sup daging.
ü  Ibu mencicipi masakannya.
2)     Kalimat aktif intransitif
§  Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang tidak memerlukan objek. Dengan kata lain, kalimat tersebut bisa berdiri sendiri tanpa adanya objek.
§  Ciri-ciri:
ü  Tidak memerlukan objek. Jika ada informasi di belakng predikat, selain keterangan, tergolong sebagai pelengkap.
ü  Menggunakan predikat yang berawalan ber-,bel-, dan ter-
ü  Tidak dapat diubah menjadi kalimat pasif
§  Contoh:
ü  Adik sedang bermain-main
ü  Ayah sedang memancing.
ü  Adi berlari.
ü  Dia menangis.
ü   Ibu sedang memasak.
Struktur kalimat di atas tidak memiliki objek, hanya memiliki subjek dan predikat saja.

Kalimat transitif dan Kalimat intransitif dalam teks eksposisi “Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup”
No.
Kalimat Aktif Transitif
Kalimat Aktif Intransitif
1
Kejadian demi kejadian yang dialami telah memberi dampak yang sangat besar
Permasalahan seputar lingkungan hidup selalu terdengar mengemuka.
2
Manusia cenderung menangisi nasibnya.

3



4


5



Berlatih tugas
Kerjakan tugas 4 di buku paket halaman 74!
Menemukan contoh kalimat aktif transitif dan kalimat aktif intransitif dalam teks Pembangunan dan Bencana Lingkungan.