PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS KONJUNGSI
Penulis: Agustin Flaviyana, S.Pd.
Pengertian
Konjungsi
Dalam KBBI (Kamus
Besar Bahasa Indonesia), konjungsi atau kata hubung didefinisikan sebagai kata
atau ungkapan penghubung antar kata, antar frasa, antar kalusa, dan antar
kalimat. Maka dapat kita simpulkan bahwa konjungsi adalah penghubung antar kata
sampai antar kalimat.
1.
Kata
§
Menurut KBBI, kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan
yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan
dalam berbahasa. Dalam sebuah kalimat, kata merupakan salah satu unsur
terkecil.
§
Kata terbentuk dari beberapa huruf yang terangkai untuk menciptakan
makna tertentu.
§
Contoh kata yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari misalnya; tidur.
Kata tidur
terusun dari huruf-huruf: t-i-d-u, dan r
Kata tidur
tersebut mempunyai makna, mengistiraatkan
badan dan kesadarannya dengan cara memejamkan mata.
2.
Klausa
§
Klausa merupakan satuan gramatikal yang berupa kelompok dari kata,
terdiri atas sekurang-kurangnya subjek dan predikat yang akan berpotensi menjadi
kalimat.
§
Dalam klausa tersebut terdiri dari satu subyek (Adik) dan satu predikat
atau kata kerja (sedang tidur). Contoh: Adik sedang tidur.
§
Dalam susunannya, klausa lebih pendek atau singkat dibandingkan kalimat.
Dalam sebuah klausa hanya terdiri dari subyek dan predikat.
3.
Kalimat
§
Berdasarkan KBBI, kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif
berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun
potensial terdiri atas klausa. Klausal lebih sederhana dan tidak sekomplek
kalimat.
§
Kalimat terdiri dari subjek, predikat, objek dan keterangan (baik
keterangan tempat, waktu, dan sebagainya).
§
Tidak menutup kemungkinan pula bila terdapat klausa dalam kalimat.
§
Contoh: Adik sedang tidur di kamar.
Kalimat ini terdiri atas subjek, predikat, dan keteranga (tempat).
Jenis-jenis
Konjungsi
Konjungsi
memiliki jenis yang bervariasi. Konjungsi dapat dikelompokkan menjadi lima,
yakni:
1)
konjungsi koordinatif,
2)
konjungsi korelatif,
3)
konjungsi subordinatif,
4)
konjungsi antar kalimat, dan
5)
konjungsi antar paragraf.
A.
Konjungsi Koordinatif,
Konjungsi
koordinatif atau bisa juga disebut penghubung koordinatif ini mempunyai 5
jenis, yaitu:
1) Konjungsi
koordinatif penambahan:
§ Merupakan
konjungsi koordinatif yang menerangkan bahwa salah satu kalimat, kata, frasa,
atau klausa adalah penambahan atau pelengkap dari kalimat atau klausa lainnya.
§ Adapun
kata yang termasuk konjungsi ini adalah dan.
2) Konjungsi
koordinatif pendampingan:
§ Merupakan
konjungsi koordinatif yang menerangkan bahwa salah satu unsur klausa atau
kalimat merupakan pendamping bagi kata, klausa, frasa, atau kalimat sebelumnya.
§ Kata
yang termasuk konjungsi ini adalah serta, juga.
3) Konjungsi
koordinatif pemilihan:
§ Merupakan
konjungsi koordinatif yang menyatakan bahwa dua unsur gramatikal yang
dihubungkan dengan konjungsi ini bersifat opsional atau pilihan yang bisa
dipilih salah satu diantaranya.
§ Kata
yang termasuk konjungsi ini adalah atau.
4) Konjungsi
koordinatif perlawanan:
§ Merupakan
konjungsi yang menyatakan bahwa dua unsur gramatikal yang dihubungkan oleh
konjungsi ini saling berlawanan satu sama lain.
§ Adapun
kata-kata yang termasuk konjungsi ini adalah tetapi, dan melainkan.
5) Konjungsi
koordinatif pertentangan:
§ Merupakan
konjungsi yang menyatakan bahwa salah satu unsur gramatikal bertentangan dengan
usnur gramatikal lainnya.
§ Kata-kata
yang termasuk konjungsi ini adalah padahal dan sedangkan.
B.
Konjungsi Korelatif
§
Konjungsi korelatif diartikan sebagai jenis konjungsi yang menghubungkan
dua yang unsur yang setara, entah kita kata, frasa, klausa, maupun kalimat. Dua
unsur tersebut sebetulnya merupakan unsur-unsur yang dapat berdiri sendiri.
§
Menurut beberapa sumber, konjungsi ini sering disamakan dengan konjungsi
koordinatif. Bedanya, macam-macam kata penghubung pada konjungsi korelatif terdiri atas beberapa
gabungan kata, sedangkan konjungsi koordinatif hanya terdiri dari satu kata
saja.
§
Adapun kata hubung yang termasuk konjungsi korelatif adalah sebagai
berikut:
ü Baik….
maupun…
ü Jangankan…
pun…
ü Bukan
hanya… melainkan…
ü Entah…
entah…
ü Sedemikian
rupa… sehingga…
ü Tidak
hanya… tetapi (juga)…
§
Contoh kalimat:
ü
Baik siang maupun malam, acara bazaar
itu tetap ramai dikunjungi.
ü
Jangankan bukit, gunung pun juga sanggup aku
daki.
ü
Bukan hanya musisi lokal yang
tampil di festival musik tahun ini, melainkan sejumlah musisi
mancanegara punjuga turut andil di festival tersebut.
ü
Entah benar entah tidak, aku masih
meragukan kata-katanya.
ü
Gedung itu dihias sedemikian rupa, sehingga menjadi lebih
menarik dari biasanya.
ü
Tidak hanya pejabat dan kolega,
sejumlah artis pun juga hadir di pernikahan putri Presiden RI
tersebut.
C.
Konjungsi Subordinatif
§
Konjungsi
subordinatif atau penghubung subordinatif terbagi atas 13 jenis, yaitu:
ü
Konjungsi subordinatif
atributif: merupakan
konjungsi yang menghubungkan kata atau klausa utama dengan klausa penjelas.
Adapun kata yang termasuk konjungsi ini adalah yang.
ü
Konjungsi subordinatif
tujuan: merupakan
konjungsi yang menerangkan adanya hubungan tujuan diantara dua klausa atau
kalimat. Kata-kata yang termasuk konjungsi ini adalah agar,
supaya, dan biar.
ü
Konjungsi subordinatif
syarat: merupakan
konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau kalimat tidak sederajat yang
menerangkan adanya hubungan syarat diantara keduanya. Adapun kata-kata yang
termasuk konjungsi ini adalah jika, jikalau, asal(kan),
bila, dan manakala.
ü
Konjungsi subordinatif waktu: merupakan konjungsi yang
menghubungkan dua kalusa atau kalimat tidak sederajat yang menerangkan adanya
hubungan waktu diantara keduanya. Menurut artikel konjungsi, konjungsi subordinatif waktu sendiri
dibagi lagi menjadi 4 jenis, yaitu:
Konjungsi
subordinatif waktu permulaan yang terdiri atas sejak dan sedari.
Konjungsi
subordinatif waktu bersamaan yang terdiri atas serta,
(se)waktu, tatkala, ketika, selama, sambil, sementara, selagi, dan seraya.
Konjungsi
subordinatif waktu berurutan yang terdiri atas sebelum,
begitu, sesudah, susai, sehabis, setelah, dan selesai.
Konjungsi
subordinatif waktu batas akhir yang terdiri atas kata sampai dan hingga.
ü
Konjungsi subordinatif
pengandaian: adalah
konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau kalimat yang menerangkan adanya
hubungan pengandaian. Adapun kata-kata yang termasuk konjungsi ini antara
lain andaikan, seandainya, umpamanya, dan sekiranya.
ü
Konjungsi subordinatif
konsesif: menurut
kbbi.web.id, konjungsi konsesif adalah konjungsi yang menyatakan adanya keadaan
atau kondisi yang berlawanan diantara dua klausa atau kalimat. Kata-kata yang
termasuk konjungsi ini adalah biar(pun), walau(pun), sekalipun,
sungguhpun, dan kendati(pun).
ü
Konjungsi subordinatif
pembandingan: merupakan
konjungsi yang menyatakan adanya kesamaan diantara dua klausa atau kalimat.
Kata-kata yang termasuk konjungsi ini adalah seakan-akan,
seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, dan alih-alih.
ü
Konjungsi subordinatif sebab: merupakan konjungsi yang
menyatakan adanya hubungan sebab diantara dua klausa atau kalimat. Kata-kata
yang termasuk konjungsi ini adalah sebab, karena, oleh sebab, dan oleh karena.
ü
Konjungsi subordinatif hasil: merupakan konjungsi yang
menyatakan bahwa salah satu unsur klausa atau kalimat adalah hasil dari klausa
atau kalimat sebelumnya. Adapun kata-kata yang termasuk konjungsi ini
antara lain sehingga, sampai(-sampai), dan maka(nya).
ü
Konjungsi subordinatif alat: merupakan konjungsi yang
menyatakan bahwa salah satu klausa atau kalimat merupakan alat dari kegiatan
atau aktivitas yang dijelaskan dalam klausa atau kalimat sebelumnya. Kata-kata
dari konjungsi ini adalah dengan (menggunakan) dan tanpa
(menggunakan).
ü
Konjungsi subordinatif cara: merupakan konjungsi yang
menyatakan bahwa suatu klausa atau kalimat merupakan suatu cara dari sebuah
kegiatan yang dijelaskan dalam klausa atau kalimat sebelumnya. Kata-kata yang
termasuk konjungsi ini sama dengan yang ada di dalam konjungsi subordinatif
alat, yaitu dengan dan tanpa.
ü
Konjungsi subordinatif
komplementasi: merupakan
konjungsi yang menerangkan bahwa suatu klausa atau kalimat merupakan pelengkap
dari klausa atau kalimat sebelumnya. Adapun bentuk dari konjungsi ini
adalah bahwa.
ü
Konjungsi subordinatif
perbandingan: merupakan
konjungsi yang menyatakan adanya hubungan adanya kesamaan atau perbedaan
diantara dua klausa atau kalimat. Adapun kata-kata yang termasuk konjungsi ini
adalah sama… dengan, lebih… dari(pada)
D.
Konjungsi Antar kalimat
§
Konjungsi antar kalimat adalah konjungsi yang
menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Oleh karena itu, konjungsi
ini selalu melalui satu kalimat yang baru dan huruf pertamanya ditulis dengna
huruf kapital.
§ Berikut macam-macam konjungsi antarkalimat dan maknanya:
ü Biarpun demikian/begitu, sekalipun demikan/ begitu, sungguhpun
demikian/ begitu, walaupun demikian/ begitu, meskipun demikian/ begitu
(menyatakan pertentangan dengan apa yang dinyatakan dalam kalimat sebelumnya
atau menyatakan ‘kesediaan untuk melakukan sesuatu’).
ü Kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya,
(lanjutan dari keadaan atau peristiwa pada kalimat sebelumnya).
ü Sebaliknya (menyatakan ‘kebalikan dari pernyataan
sebelumnya’).
ü Sesungguhnya, bahwasanya
(menyatakan ‘keadaan yang sebenarnya’).
ü Malahan, bahkan (menyatakan ‘menguatkan keadaan yang
dinyatakan sebelumnya’).
ü Akan tetapi, namun, kecuali itu
(menyatakan ‘pertentangan dengan keadaan sebelumnya’).
ü Dengan demikian (menyatakan ‘konsekuensi’).
ü Oleh karena itu, oleh sebab itu
(menyatakan ‘akibat’).
ü Sebelum itu (menyatakan ‘kejadian yang mendahului hal
yang dinyatakan sebelumnya’).
§
Contoh kalimat yang menggunakan konjungsi antarkalimat:
ü Saya tidak
menyukai pemberiannya. Biarpun begitu saya tetap
menghargainya. (menyatakan pertentangan dengan apa yang dinyatakan dalam
kalimat sebelumnya atau menyatakan ‘kesediaan untuk melakukan sesuatu’).
ü Saya akan menyusun
bahan ajar ini terlebih dahulu. Sesudah itu, saya akan melanjutkan
tugas membuat soal ulangan harian. (lanjutan dari keadaan atau peristiwa pada
kalimat sebelumnya).
ü Kita
jangan terus lingkungan tempat kita hidup. Sebaliknya, kita harus merawat
dan melestarikannya. (menyatakan ‘kebalikan dari pernyataan sebelumnya’).
ü Tahun ini
kita dilanda kemarau. Sesungguhnya, bencana ini sudah diramalkan
tahun kemarin. (menyatakan ‘keadaan yang sebenarnya’).
ü Kebanyakan
rumah-rumah di Kalimatan dibangun di tepi sungai. Bahkan, di sana
ada kampung yang berada di tengah laut dangkal. (menyatakan ‘menguatkan keadaan
yang dinyatakan sebelumnya’).
ü Saat ini
keadaan memang telihat aman. Akan tetapi, kita tetap harus tetap
waspada. (menyatakan ‘pertentangan dengan keadaan sebelumnya’).
ü Jika kamu
sudah setuju dengan persyaratan ini. Dengan demikian, kamu pun
harus berani menanggung segala risiko yang terjadi. (menyatakan ‘konsekuensi’).
ü Kami telah
melarang mereka untuk berburu di hutan ini, tetapi mereka tetap saja
nekat. Oleh karena itu, biar mereka merasakan sendiri akibatnya.
(menyatakan ‘akibat’).
ü Pak Polisi
berhasil menangkap seorang pencuri motor. Sebelum itu, pak
polisi juga pernah menangkap tiga orang pencuri motor lainnya.
(menyatakan ‘kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya’).
E.
Konjungsi Antar paragraf.
§
Konjungsi antarparagraf adalah
konjungsi yang menghubungkan satu paragraf dengan paragraf lainnya. Konjungsi ini berkhasiat untuk menyebabkan
sebuah paragraf koheran, padu, serta sistematis.
§
Konjungsi antarparagraf pada umumnya
terletak pada awal paragraf.
§
Macam-macam konjungsi antarparagraf,
menyerupai adapun, akan hal, mengenal, dalam pada itu, alkisah, arkian,
sebermula, atau syahdan.
§ Berikut ini yaitu macam macam konjungsi antar paragraf
yang sering digunakan:
ü
Disamping
…
ü Terlebih lagi …
ü Oleh lantaran itu …
ü Tak hanya sebagai …
ü Adapun ...
ü Berdasarkan …
ü Selain itu ...
ü Akan hal ...
§
Contoh penggunaan konjungsi antarparagraf
Burung merupakan binatang yang sangat banyak
dijumpai. Di dunia ini hampir setiap kawasan sanggup kita jumpai banyak sekali
macam burung contohnya di hutan, di desa maupun di perkotaan. Bahkan burung
juga ada di padang pasir. Hal tersebut dikarenakan burung sanggup menyesuaikan
diri dengan lingkunganya dengan baik.
Selain itu, burung juga
memiliki tingkat reproduksi yang cukup baik. Setiap induk burung setiap kali
bereproduksi umumnya sanggup menghasilkan empat atau lebih butir telur.
Terlebih lagi, burung juga
berkhasiat sekali bagi insan sebagai binatang peliharaan, selain itu juga
sebagai materi makanan dan yang lain-lain. Tidak heran bila burung merupakan
binatang yang sering dikembangbiakkan oleh manusia.
Oleh lantaran itu, di dunia ini populasi burung tetap terjaga dan sulit
mengalami kepunahan. Hal itu mungkin dikarenakan penyesuaian terhadap
lingkungan yang baik, reproduksinya yang baik, dan banyak insan yang
mengembangbiakkan burung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar