Jumat, 18 Agustus 2017

KAIDAH KEBAHASAAN TEKS CERITA SEJARAH



Kata Ganti, Kalimat bermasa lampau, Frasa Adverbial, 
Verba Material, Konjungsi Kausal, dan Temporal 
pada Teks Cerita Sejarah
 

1.      Kata ganti (pronomina)
Kata ganti adalah kata yang menggantikan benda atau sesuatu yang dibendakan.
Kata ganti yang akan dibahas khusus kata ganti orang. Kata ganti orang adalah kata ganti yang berfungsi menggantikan kata benda (orang).
1)      Kata ganti orang pertama:
§  Tunggal
Contoh: hamba, saya, beta, aku, daku, awak, patik, hamba sahaya, dan sebagainya.
§  Jamak:
Contoh: kami, kita
2)      Kata ganti orang kedua tunggal
Tunggal:
Contoh: kamu, engkau, tuan, saudara/saudari
 Jamak
Contoh: kamu sekalian, engkau sekalian, saudara sekalian, anda sekalian, kalian semua, dan sebagainya.
3)      Kata ganti orang ketiga
§  Tunggal
Contoh: dia, ia, beliau
§  Jamak
Contoh: mereka

2.      Kalimat bermasa lampau
Dalam cerita sejarah, terdapat fitur-fitur kebahasaan yang menjadi kekhasannya. Salah satu diantaranya adalah penggunaan kalimat yang menyatakan peristiwa pada masa lampau.
Contoh:
§  Pada tahun 1778 (1192 H), Syarif Abdurrahman dikukuhkan menjadi Sultan Pontianak. Letak pusat pemerintahan ditandai dengan berdirinya Masjid Jami Pontianak (kini bernama Masjid Sultan Syarif Abdurrahman) dan Istana Kadariyah
§  Pada waktu itu, ...............
§  Pada abad ke-17,......
3.      Frasa adverbial
Frase adverbial adalah frasa yang mengandung kata keterangan
Contoh:
Ayahku berangkat ke Jakarta kemarin sore.
§  Yayasan Pendidikan Kalimantan resmi berdiri pada 1964.
§  Enam pastor muda Congregatio Discipulorum Domini atau Kongregasi Murid-Murid Tuhan tiba di Pontianak pada tahun 1949 .
4.      Kata-kata tindakan (Verba material)
Verba material merupakan kata kerja berimbuhan yang mengacu pada tindakan fisik, ataupun perbuatan yang dilakukan secara fisik oleh partisipan.
Contoh Verba Material (Kata dan Kalimat)
§  Batin mereka terpanggil membantu dan menyelamatkan jiwa-jiwa muda yang rawan bahaya.
§  Kepemimpinan Pastor Lodewijk gencar melaksanakan pembenahan dan pengembangan Kunzhong.
§  Lembaga itu mendirikan SMK Santa Maria, Rumah Retret Costantini, Gedung Sentra Belajar dan Gedung Aula Besar di Jalan KS Tubun serta Gedung PG-TKK-SD di Jalan Juanda.
5.      Konjungsi kausalitas
§  Konjungsi sebab (kausal) menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi karena suatu sebab tertentu. Bila anak kalimat ditandai oleh konjungsi sebab, induk kalimat merupakan akibatnya. Jadi, konjungsi kausal adalah konjungsi yang menghubungkan sebab dan akibat.
§  Kata-kata yang dipakai untuk menyatakan hubungan sebab adalah sebab, sebab itu, karena,dan karena itu.
§  Berikut adalah beberapa jenis konjungsi kausal beserta contoh kata:
1)    Konjungsi kausal syarat, adalah konjungsi kausal yang menghubungkan akibat dengan syarat terjadinya akibat tersebut. Contoh: jika, bila, kalau.
2)    Konjungsi kausal alasan, adalah konjungsi kausal yang menyatakan alasan suatu akibat terjadi. Contoh: karena.
3)    Konjungsi kausal simpulan, adalah konjungsi kausal yang menarik simpulan dari suatu sebab dalam bentuk akibat. Contoh: jadi, dengan, demikian.
4)    Konjungsi kausal akibat, adalah konjungsi kausal yang menghubungkan akibat yang terjadi dari suatu sebab. Contoh: sehingga, maka, oleh karena itu, oleh sebab itu.
5)    Konjungsi kausal untuk, adalah konjungsi kausal yang menyatakan suatu sebab yang diharuskan untuk terjadinya sebuah akibat yang diharapkan. Contoh: untuk itu, agar.
Contoh konjungsi kausal:
Berikut adalah beberapa contoh kalimat konjungsi kausal. Setiap contoh beda jenisnya. Kamu akan mendapatkan nilai bagus jika mau belajar dengan tekun. Banjir terjadi karena saluran air tersumbat sampah. Pengawasan guru lemah. Jadi para siswa leluasa menyontek. Pria itu melanggar lampu merah sehingga menabrak pengendara lain. Korupsi harus segera diberantas agar negara bisa tumbuh lebih cepat.
6.      Konjungsi temporal
Konjungsi Temporal (kata sambung waktu), berguna untuk menata urutan-urutan peristiwa yang diceritakan, teks cerita sejarah banyak memanfaatkan konjungsi (kata penghubung) temporal.
Konjungsi (kata sambung) temporal (waktu) menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa. Misalnya : hingga, ketika, sambil, sebelum, sedari, sejak, selama, semenjak, sementara, seraya, waktu, setelah, sesudah, selanjutnya, seterysnya, tatkala,

Macam-macam Konjungsi Temporal
Kata konjungsi temporal terbagi menjadi dua yaitu kata konjungsi temporal sederajat dan kata konjungsi temporal tidak sederajat. Perhatikan penjelasan berikuat ini
1.      Konjungsi Temporal Sederajat
Kata Konjungsi temporal sederajat adalah kata hubung yang bersifat setara atau sederajat. Kata konjungsi temporal sederajat tidak boleh di gunakan di awal kalimat. Jika diletakkan diawal kalimat, maka tidak akan menjadi kalimat yang tidak efektif. Kata konjungsi temporal sederajat yang sering dipakai adalah kemudian, sebelumnya, sesudahnya, lalu, dan selanjutnya. Konjugsi temporal sederajat biasanya digunakan pada kalimat majemuk setara. Konjungsi temporal sederajat harus diletakkan ditengah kalimat.
Contohnya dalam kalimat sebagai berikut:
1)    Dina mengumpulkan data dengan cara observasi kemudian mengolah data tersebut untuk membuktikan hipotesa penelitiannya.
2)    Rina berencana mengadakan sebuah kegiatan sebelumnya ia menyusun proposal.
3)    Andi berhasil menangkap bola lalu pergi dan menendang bola ke arah gawang lawan.
4)    Ibu memasukan telur selanjutnya memasukkan mentega ke dalam wadah.
2.      Konjungsi Temporal tidak Sederajat
Kata konjungsi temporal tidak sederajat adalah kata hubung yang menghubungkat kalimat bertingkat atau tidak setara. Kata konjungsi temporal tidak sederajat dapat di gunakan di awal, tengah, maupun di akhir paragraf. Kata konjungsi temporal tidak sederajat yang sering di gunakan antara lain: ketika, sejak, apabila, sebelum, sesudah, hingga, demi, sementara, waktu, bila, sambil,dll
Contoh dalam kalimat:
1)    Rina pergi ketika mentari mulai terbenam.
2)    Sejak kepergian ayahnya, ia menjadi tulang punggung keluarganya.
3)    Apabila peristiwa itu tidak terjadi, ia pasti tidak akan merasa bersalah seperti itu.
4)    Krisis moneter itu terjadi sebelum zaman reformasi.
5)    Sesudah dikocok hingga mengembang, masukkanlah tepung terigu secara perlahan sambil diaduk-aduk.
6)    Dia terus berjuang melawan penjajah demi tanah air tercinta.
7)    Waktu itu, Beliau sedang tidak berada di kota itu.
8)    Bila waktunya tiba, ia akan datang kembali.
9)    Dia kuliah sambil bekerja untuk membiayai pendidikannya.


30 komentar:

  1. Esipbangett dah saya banyak mendapatkan ilmu dari sini tanks

    BalasHapus
  2. Yang suka nonton doraemon kunjungi channel youtube aku ya
    https://www.youtube.com/channel/UCD-9pECeVezCwR2_0ocH4TA

    BalasHapus
  3. Dicari pacar yg nurut. Bisa hubungi saya

    BalasHapus
  4. Violet itu biru, mawar itu merah, saya mau ke kamar mandi -Andi

    BalasHapus
  5. Gatau ah males baca pengen beli truck

    BalasHapus
  6. Kucing itu hidup anjing itu mati berisik bau tai

    BalasHapus
  7. Pengen banana rasa pisang -Andandz

    BalasHapus
  8. Daftar pustakanya mohon dicantumkan

    BalasHapus
  9. Ini bu agus yg pernah ngajar di SMA 2 PTK bkn?heheheh

    BalasHapus
  10. Kata ganti adalah kata yang menggantikan benda atau sesuatu yang dibendakan.
    Kata ganti yang akan dibahas khusus kata ganti orang. Kata ganti orang adalah kata ganti yang berfungsi menggantikan kata benda (orang).
    1) Kata ganti orang pertama:
    § Tunggal
    Contoh: hamba, saya, beta, aku, daku, awak, patik, hamba sahaya, dan sebagainya.
    § Jamak:
    Contoh: kami, kita
    2) Kata ganti orang kedua tunggal
    Tunggal:
    Contoh: kamu, engkau, tuan, saudara/saudari
    Jamak
    Contoh: kamu sekalian, engkau sekalian, saudara sekalian, anda sekalian, kalian semua, dan sebagainya.
    kata kerja mental

    BalasHapus