Pelajaran 1
A. Pengertian teks
cerita sejarah
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, sejarah
diartikan sebagai asal usul (keturunan) silsilah; kejadian dan peristiwa yang
benar-benar terjadi pada masa lampau; pengetahuan atau uraian tentang peristiwa
dan kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lampau; ilmu sejarah. Sumber
lain menyebutkan bahwa sejarah adalah catatan peristiwa masa lampau.
Sejarah
merupakan bagian hidup yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia
hingga saat ini. Seseorang perlu memahami sejarahnya agar dia dapat memiliki
landasan untuk menentukan masa depannya.
Menurut
Ongkos Kosasih (7:1995), teks cerita sejarah merupakan teks yang didalamnya
menjelaskan dan menceritakan tentang fakta dan kejadian masa lalu yang menjadi
asal muasal atau latar belakang terjadinya sesuatu yang memiliki nilai sejarah.
Selain
mengandung rekaman peristiwa di masa lalu, teks cerita sejarah didahului oleh
pengenalan tentang peristiwa yang akan diceritakan. Teks cerita sejarah ditutup
dengan suatu akibat, kesimpulan, atau penilaian terkait dengan rekaman
peristiwa yang diuraikan sebelumnya. Teks sejarah tergolong ke dalam genre teks
naratif sepeerti halnya novel yang di
dalamnya terdapat unsur penokohan, alur, atau rangkaian peristiwa, serta
akhir cerita.
B. Struktur Teks Cerita
Sejarah
Struktur
teks merupakan gambaran cara teks tersebut dibangun.
- Orientasi, merupakan bagian pengenalan atau pembuka dari teks cerita sejarah.
- Urutan Peristiwa, merupakan rekaman peristiwa sejarah yang terjadi, yang biasanya disampaikan dalam urutan kronologis dan disampaikan secara naratif.
- Reorientasi, berisi komentar pribadi penulis tentang peristiwa atau kejadian sejarah yang diceritakan. Ditutup dengan menguatarakan akibat, kesimpulan, atau penilaian terkait dengan rekaman peristiwa yang diuraikan sebelumnya Bagian ini merupakan tahapan yang bersifat pilihan, artinya boleh saja bagian ini tidak disajikan oleh penulis teks cerita sejarah.
Bacalah
teks cerita sejarah berikut ini!
Sejarah
Berdirinya SMA Santu Petrus
SMA Santu Petrus merupakan salah
satu persekolahan Katolik yang berdiri di bawah naungan Yayasan Pendidikan
Kalimantan Barat. Bangunan sekolah ini terletak di Jalan Karel Satsui Tubun
N0.3 Pontianak, Kalimantan Barat.
Sejarah berdirinya SMA
Santu Petrus bermula dari
kedatangan enam pastor muda Congregatio Discipulorum
Domini atau Kongregasi Murid-Murid Tuhan di Pontianak tahun 1949 yang berasal dari Tiongkok. Mereka berenam datang atas undangan Vikaris Apostolik Mgr. Tarcisius van Valenberg, O.F.M. Cap.
untuk membantu layanan pastoral bagimasyarakat Tionghoa di Pontianak.
Setelah beberapa bulan berada dan berkarya di tengah-tengah masyarakat
Pontianak, hati mereka risau menyaksikan kaum muda Pontianak yang membutuhkan uluran tangan-tangan kasih dari
pendidik. Batin mereka terpanggil membantu dan menyelamatkan jiwa-jiwa muda
yang rawan bahaya. Mereka lalu berpikir bagaimana caranya membantu kaum muda
itu agar mengikuti proses pertumbuhannya menjadi pribadi-pribadi yang utuh,
beriman, setia, berwawasan dan terampil dalam hidup.
Melihat layanan
pastoral umum parokial belum mencukupi untuk mengatasi masalah
ini secara utuh, pikiran mereka fokus pada layanan pastoral kategorial sekolah. Mereka yakin layanan sekolah sanggup
membekali seseorang dengan setumpuk kecakapan hidup yang memadai dan utuh. Opsi
ini membawa persoalan baru, mereka tidak mempunyai dana untuk membangun
sekolah. Itulah cita-cita mulia enam pastor muda CDD ini. Tetapi cita-cita itu
menjadi sebuah program nyata. Masyarakat tergerak hatinya dan rela menyisihkan
sebagian dari kekayaan untuk disumbangkan demi pembangunan dan operasional
sekolah.
Pada 1950, berdiri dan beroperasi sebuah SMP berbahasa Mandarin dengan
nama Pontianak Middle School atau Kun Tian Chung Sie, yang disingkat menjadi Kunzhong. Kini Kunzhong mewakili PG-TKK, SD, SMP, SMA, SMK dan RRC Sui Ambawang. Kunzhong perdana ini berdiri di Jalan Cempaka (kini Jalan Juanda),
diasuh Pastor Ma, CDD dibantu oleh Panitia Pendidikan Kunzhong yang diketuai Ng
Ngiap Liang.
Pada 1964, Yayasan Pendidikan Kalimantan resmi berdiri.
Yayasan ini diketuai dr. Bong Muk Siong. SMP/SMA Kalimantan diubah menjadi
SMP/SMA Santu Petrus. Tahun 1994, Pastor Lodewijk Tshie CDD memegang
estafet pertama karya pastoral generasi muda CDD bagi Kunzhong. Kepemimpinan
Pastor Lodewijk gencar melaksanakan pembenahan dan pengembangan Kunzhong.
Lembaga itu mendirikan SMK Santa Maria, Rumah Retret Costantini, Gedung Sentra Belajar dan Gedung Aula Besar
di Jalan KS Tubun serta Gedung PG-TKK-SD di Jalan Juanda.
Hingga saat ini, sekolah SMA Katolik Santu Petrus masih terus berjaya
melahirkan lulusan-lulusan terbaik. Sekolah ini masih tergolong kedalam sekolah
Favorit yang memiliki akriditasi A. Banyak sekali prestasi yang diraih oleh
siswa dan guru baik di tingkat nasional maupun di tingkat internasional.
Dengan melihat contoh di atas,
salah satu bagian dari teks cerita sejarah didahului dengan pengenalan
peristiwa sejarah yang akan diceritakan. Selanjutnya, dipaparkan rangkaian
peristiwa penting sebagai suatu rekaman masa lalu. Rangkaian peristiwa tersebut
tersusun secara kronologis atau mengikuti urutan waktu. Mungkin pula urutannya
itu divariasikan dengan pola hubungan sebab akibat (kausalitas).
Berikut ini akan dipaparkan mengenai
struktur teks laporan hasil observasi “Sejarah Beridirnya SMA Santu Petrus”.
Struktur
Teks Cerita
Sejarah
SMA Santu Petrus
P-
Ke-
|
Isi
Paragraf
|
Pokok
Informasi
|
Struktur
teks
|
1
|
SMA Santu Petrus merupakan salah satu persekolahan
Katolik yang berdiri di bawah naungan Yayasan Pendidikan Kalimantan Barat.
Bangunan sekolah ini terletak di Jalan Karel Satsui Tubun N0.3 Pontianak,
Kalimantan Barat.
|
SMA
Santu Petrus berdiri di bawah naungan Yayasan Pendidikan Kalimantan Barat
|
orientasi
|
2
|
Sejarah
berdirinya SMA Santu Petrus bermula dari kedatangan enam pastor
muda Congregatio Discipulorum
Domini atau Kongregasi Murid-Murid Tuhan di Pontianak pada
tahun 1949 yang berasal dari Tiongkok. Mereka berenam datang atas undangan Vikaris Apostolik Mgr. Tarcisius van Valenberg.
|
Kedatangan
enam pastor muda CDD di Pontianak pada
tahun 1949.
|
Urutan peristiwa
|
3
|
Setelah
beberapa bulan berada dan berkarya di tengah-tengah masyarakat Pontianak,
hati mereka risau menyaksikan kaum muda Pontianak yang membutuhkan uluran tangan-tangan kasih dari
pendidik. Batin mereka terpanggil membantu dan menyelamatkan jiwa-jiwa muda
yang rawan bahaya. Mereka lalu berpikir bagaimana caranya membantu kaum muda
itu agar mengikuti proses pertumbuhannya menjadi pribadi-pribadi yang utuh,
beriman, setia, berwawasan dan terampil dalam hidup.
|
Para
pastor muda berpikir bagaimana cara menyelesaikan masalah kaum muda.
|
Urutan peristiwa
|
4
|
Melihat layanan pastoral umum parokial belum mencukupi untuk mengatasi masalah
ini secara utuh, pikiran mereka fokus pada layanan pastoral kategorial sekolah.
Mereka yakin layanan sekolah sanggup membekali seseorang dengan setumpuk
kecakapan hidup yang memadai dan utuh. Opsi ini membawa persoalan baru,
mereka tidak mempunyai dana untuk membangun sekolah. Itulah cita-cita mulia
enam pastor muda CDD ini. Tetapi cita-cita itu menjadi sebuah program nyata.
Masyarakat tergerak hatinya dan rela menyisihkan sebagian dari kekayaan untuk
disumbangkan demi pembangunan dan operasional sekolah.
|
Pembangunan
dan operasional sekolah
|
Urutan peristiwa
|
5
|
Pada 1950,
berdiri dan beroperasi sebuah SMP berbahasa Mandarin dengan nama Pontianak
Middle School atau Kun Tian Chung Sie, yang disingkat menjadi Kunzhong. Kini Kunzhong mewakili PG-TKK, SD, SMP, SMA, SMK dan RRC Sui
Ambawang. Kunzhong perdana ini berdiri di Jalan Cempaka
(kini Jalan Juanda), diasuh Pastor Ma, CDD dibantu oleh Panitia Pendidikan
Kunzhong yang diketuai Ng Ngiap Liang.
|
Berdirinya
sebuah SMP berbahasa Mandarin dengan nama Pontianak Middle School atau Kun
Tian Chung Sie (Kunzhong) pada tahun 1950.
|
Urutan peristiwa
|
6
|
Pada 1964, Yayasan Pendidikan Kalimantan resmi berdiri.
Yayasan ini diketuai dr. Bong Muk Siong. SMP/SMA Kalimantan diubah menjadi
SMP/SMA Santu Petrus. Tahun 1994, Pastor Lodewijk Tshie CDD memegang
estafet pertama karya pastoral generasi muda CDD bagi Kunzhong. Kepemimpinan
Pastor Lodewijk gencar melaksanakan pembenahan dan pengembangan Kunzhong.
Lembaga itu mendirikan SMK Santa Maria, Rumah Retret Costantini, Gedung Sentra Belajar dan Gedung Aula Besar
di Jalan KS Tubun serta Gedung PG-TKK-SD di Jalan Juanda.
|
Urutan peristiwa
|
|
7
|
Hingga saat
ini, sekolah SMA Katolik Santu Petrus masih terus berjaya melahirkan
lulusan-lulusan terbaik. Sekolah ini masih tergolong ke dalam sekolah Favorit
yang memiliki akriditasi A. Banyak sekali prestasi yang diraih oleh siswa dan
guru baik di tingkat nasional maupun di tingkat internasional.
|
komentar terhadap sekolah
|
Reorientasi
|
Teks di atas menceritakan
tentang sejarah SMA Katolik Santu Petrus. Pada awal cerita diperkenalkan SMA
Katolik Santu Petrus sebagai persekolahan yang dinaungi oleh Yayasan Pendidikan
Kalimantan dan disajikan letak bangunan yang berada di jalan Karel satsuit
Tubun. Selanjutnya, dikisahkan tentang riwayat pembangunan SMA Katolik Santu
Petrus dari awal hingga saat ini yang disampaikan secara kronologis. Pada bagian
akhir cerita disajikan komentar dan penilaian terhadap SMA Katolik Santu
Petrus.
Berikut ini adalah contoh teks sejarah yang diambil
dari http://www.materikelas.com/teks-cerita-sejarah-pengertian-struktur-teks-kaidah-kebahasaan-dan-contoh-teks-cerita-sejarah/#).
Apakah
benar teks tersebur tergolong ke dalam jenis teks cerita sejarah? Mari kita
lakukan analisis terhadap teks ini!
Bumi Berguncang di Dataran Konflik
Gempa bumi berkekuatan 7,8 skala
richter mengguncang kawasan barat Provinsi Baluchistan, Pakistan. Gempa ini
terjadi pada 24 September 2013. Pusat gempa berada di kedalaman 23 kilometer,
sekitar 233 kilometer tenggara Dalbandin, Baluchistan. Bencana menyebabkan
sedikitnya 515 orang tewas, 765 orang terluka, dan lebih dari 100.000 orang
terlantar, serta menghancurkan sejumlah fasilitas umum dan infrastruktur.
Gempa juga dirasakan masyarakat di
Gwadar, Khuzdar, Chagai, Hyderabad, dan Karachi yang berada ratusan kilometer
dari pusat gempa. Bahkan, guncangan terasa hingga New Delhi, India.
Beberapa jam setelah gempa, sebuah
pulau baru muncul di kota pelabuhan Gwadar di pesisir Pakistan. Pulau itu
diduga terbentuk dari lapisan tanah di kawah lumpur. Gundukan lumpur dan batu
itu tingginya 18 meter dengan panjang 30 meter dan lebar 76 meter.
Lima
hari setelah terjadi gempa pertama, Provinsi Baluchistan kembali diguncang
gempa berkekuatan 6,8 skala richter, yaitu pada 28 September 2013. Pusat gempa
berada di 96 kilometer timur laut Distrik Awaran, dengan kedalaman 14
kilometer. Sedikitnya 22 orang tewas dan hampir 15.000 rumah di Kota Nokjo,
bagian barat Provinsi Baluchistan.
Evakuasi korban dan pendistribusian
bantuan ke sejumlah daerah terdampak gempa terkendala kerusakan infrastruktur
jalan dan lokasi yang berjauhan. Tim penyelamat juga harus berhadapan dengan serangan
kelompok separatis Baluchistan. Lima orang tentara perbatasan yang mengawal
konvoi bantuan tewas saat berhadapan dengan militan di Kota Panjgore, 800 km
utara Quetta, (28/9/2013). Sebelumnya, helikopter tim pemantau dan penyelamat
korban gempa juga diserang kelompok separatis.
Pemerintah Pakistan mencatat
kelompok separatis Baluchistan tersebar di sejumlah distrik di Provinsi
Baluchistan tersebut. Salah satu tempat persebaran kelompok itu berada di
pedalaman Distrik Awaran yang dekat dengan pusat gempa dan tingkat kerusakan
paling parah
(http://www.materikelas.com/teks-cerita-sejarah-pengertian-struktur-teks-kaidah-kebahasaan-dan-contoh-teks-cerita-sejarah/#)
Hasil
analisis:
Teks
di atas bukan tergolong ke dalam teks cerita sejarah karena tidak menyajikan
peristiwa secara naratif. Selain itu, peristiwa yang paparkan tidak kronologis
dan bukan menceritakan tentang asal muasal terjadinya sesuatu yang memiliki
nilai sejarah. Dalam cerita sejarah, peristiwa harus dipaparkan dalam bentuk
cerita (naratif). Selain itu, harus berdasarkan
urutan peristiwa (kronologi) dan mengulas tentang kejadian yang benar-benar terjadi
pada masa lampau yang memiliki nilai sejarah. Teks di atas lebih bersifat
laporan. Lebih tepatnya berupa teks berita karena unsur 5W+1 H lebih menonjol
pada teks tersebut.
Contoh
lain teks cerita sejarah
Sejarah Kota Pontianak
Kota Pontianak terletak pada
Lintasan Garis Khatulistiwa dengan ketinggian berkisar antara
0,1 sampai 1,5 meter di atas permukaan laut. Kota dipisahkan oleh Sungai Kapuas Besar, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Landak.
Dengan demikian Kota Pontianak terbagi atas tiga belahan. Nama Pontianak yang
berasal dari bahasa Melayu yang beraini dipercaya ada
kaitannya dengan kisah Syarif Abdurrahman yang sering diganggu
oleh hantu
Kuntilanak
ketika dia menyusuri Sungai Kapuas.
Kota Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie
pada hari Rabu, 23 Oktober 1771 (14 Rajab 1185 H)
yang ditandai dengan membuka hutan di persimpangan Sungai Landak, Sungai Kapuas
Kecil, dan Sungai Kapuas Besar untuk mendirikan balai dan rumah sebagai tempat
tinggal. Pada tahun 1778 (1192 H), Syarif Abdurrahman dikukuhkan menjadi Sultan
Pontianak. Letak pusat pemerintahan ditandai dengan berdirinya
Masjid Jami' (kini bernama Masjid Sultan Syarif Abdurrahman) dan Istana
Kadariah yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak
Timur.
Sejarah pendirian kota Pontianak
yang dituliskan oleh seorang sejarawan Belanda,
V.J. Verth dalam bukunya Borneos
Wester Afdeling, yang isinya sedikit berbeda dari versi cerita yang beredar
di kalangan masyarakat saat ini. Menurutnya, Belanda mulai masuk ke Pontianak
tahun 1194 Hijriah (1773
Masehi)
dari Batavia.
Verth menulis bahwa Syarif Abdurrahman, putra ulama Syarif
Hussein bin Ahmed Alqadrie (atau dalam versi lain disebut sebagai Al
Habib Husin), meninggalkan Kerajaan
Mempawah dan mulai merantau. Di wilayah Banjarmasin,
ia menikah dengan adik sultan Banjar Sunan Nata
Alam dan dilantik sebagai Pangeran.
Ia berhasil dalam perniagaan dan mengumpulkan cukup modal untuk mempersenjatai
kapal pencalang dan perahu lancangnya, kemudian ia mulai melakukan perlawanan
terhadap penjajahan Belanda.
Dengan bantuan Sultan Pasir,
Syarif Abdurrahman kemudian berhasil membajak kapal Belanda di dekat Bangka,
juga kapal Inggris dan Perancis di Pelabuhan Pasir. Abdurrahman menjadi seorang
kaya dan kemudian mencoba mendirikan pemukiman di sebuah pulau di Sungai
Kapuas. Ia menemukan percabangan Sungai Landak dan kemudian mengembangkan
daerah itu menjadi pusat perdagangan yang makmur. Wilayah inilah yang kini
bernama Pontianak.
Pada tahun 1778, kolonialis Belanda
dari Batavia
memasuki Pontianak dengan dipimpin oleh Willem Ardinpola. Belanda
saat itu menempati daerah di seberang istana kesultanan yang kini dikenal
dengan daerah Tanah Seribu atau Verkendepaal.
Pada tanggal 5 Juli 1779, Belanda
membuat perjanjian dengan Sultan mengenai penduduk Tanah Seribu agar dapat
dijadikan daerah kegiatan bangsa Belanda yang kemudian menjadi kedudukan
pemerintahan Resident het Hoofd Westeraffieling van Borneo (Kepala
Daerah Keresidenan Borneo Barat) dan Asistent Resident het Hoofd der
Affleeling van Pontianak (Asisten Residen Kepala Daerah Kabupaten Pontianak).
Area ini selanjutnya menjadi Controleur het Hoofd Onderafdeeling van
Pontianak atau Hoofd Plaatselijk Bestuur van Pontianak.
Assistent Resident het Hoofd der
Afdeeling van Pontianak
(semacam Bupati Pontianak) mendirikan Plaatselijk Fonds. Badan ini
mengelola eigendom atau kekayaan Pemerintah dan mengurus dana pajak. Plaatselijk
Fonds kemudian berganti nama menjadi Shintjo pada masa kependudukan Jepang
di Pontianak.
Berdasarkan besluit
Pemerintah Kerajaan Pontianak tanggal 14 Agustus 1946 No. 24/1/1940 PK yang
disahkan menetapkan status Pontianak sebagai stadsgemeente. R. Soepardan ditunjuk
menjadi syahkota atau pemimpin kota saat itu. Jabatan Soepardan berakhir
pada awal tahun 1948
dan kemudian digantikan oleh Ads. Hidayat. Kemudian,
pusat PPD ini dipindahkan ke Pontianak
yang awalnya berasal dari Sanggau pada 1 November 1945[5]
dan menjadi suatu wadah kebangkitan Dayak pada 3 November 1945, sekitar 74 hari
setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Pembentukan stadsgerneente
bersifat sementara, maka Besluit Pemerintah Kerajaan Pontianak diubah
dan digantikan dengan Undang-undang Pemerintah Kerajaan Pontianak tanggal 16
September 1949 No. 40/1949/KP. Dalam undang-undang ini disebut Peraturan
Pemerintah Pontianak dan membentuk Pemerintah kota Pontianak, sedangkan
perwakilan rakyat disebut Dewan Perwakilan Penduduk Kota Pontianak. Walikota
pertama ditetapkan oleh Pemerintah Kerajaan Pontianak adalah Rohana Muthalib. Ia adalah
seorang wanita pertama yang menjadi walikota Pontianak.
Sesuai dengan perkembangan tata
pemerintahan, maka dengan Undang-undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953, bentuk
Pemerintahan Landschap Gemeente, ditingkatkan menjadi kota praja Pontianak. Pada
masa ini urusan pemerintahan terdiri dari Urusan Pemerintahan Umum dan Urusan
Pemerintahan Daerah.
Pemerintah Kota Praja Pontianak
diubah dengan berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1957, Penetapan Presiden
No.6 Tahun 1959 dan Penetapan Presiden No.5 Tahun 1960, Instruksi Menteri Dalam
Negeri No.9 Tahun 1964 dan Undang-undang No. 18 Tahun 1965, maka berdasarkan
Surat Keputusan DPRD-GR Kota Praja Pontianak No. 021/KPTS/DPRD-GR/65 tanggal 31
Desember 1965, nama Kota Praja Pontianak diganti menjadi Kotamadya Pontianak,
kemudian dengan Undang-undang No.5 Tahun 1974, nama Kotamadya Pontianak berubah
menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Pontianak.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 22
Tahun 1999 tentang Pemerintah di Daerah mengubah sebutan untuk Pemerintah
Tingkat II Pontianak menjadi sebutan Pemerintah Kota Pontianak, sebutan
Kotamadya Potianak diubah kemudian menjadi Kota Pontianak.[4]
(https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Pontianak#Sejarah_pendirian_menurut_V.J._Vert)
Contoh teks cerita sejarah
Sejarah
Perjalanan Hidup Para Pastor Congregatio
Discipulorum Domini (CDD)
sebagai
Pendiri SMA Katolik Santu Petrus
CDD adalah singkatan dari Congregatio Discipulorum Domini . Dalam
bahasa inggris (Cong regation of the
Lord) yang artinya Konggregasi murid-murid Tuhan. CDD berkarya di berbagai
negara yaitu di Cina, Taiwan, Malaysia,
Indonesia, Singapore, dan Canada. Kongregasi murid-murid Tuhan ini didirikan
oleh Celso Costantini. Beliau dikenal sebagai Bapak Pendiri CDD.
Bapak Cardinal Costantini dilahirkan di Udine, Italia pada tanggal 3
April 1876. Ia seorang Imam yang pernah menjadi pastor kapelan militer saat
Perang Dunia I. Beliau juga pernah menjadi Uskup di Fiume, Keuskupan Italia.
Selanjutnya, diangkat sebagai “Delegatus Apostolic” pertama untuk negeri China
pada 9 Agt 1922. Kemudian ia mendirikan
seminari di China.
Bapak Celso Costantini menggagas
berdirinya Universitas Katolik pertama (Fu Jen) di China. Beliau mendirikan seminari
Cina dan kolese utk para imam China dan Afrika yang studi di Roma. Selain itu,
beliau juga mendirikan Kongregasi Murid-murid Tuhan/ Congregatio Discipulorum Domini (CDD) di China. Beliau kemudian meninggal
pada tanggal 17 Okt 1958 (Hari Khun Chung/ sekolah-sekolah asuhan Yayasan
Pendidikan Kalimantan).
Pada tahun 1948 misi pewartaan
berubah, semula hanya utk orang China yang ada di China, namun karena kondisi
keamanan negara mempengaruhi CDD utk melakukan karya misi di luar China (China
diaspora). Pada tahun 1948 biara induk “Emaus” dipindahkan ke Beijing. 1948
karya misi dimulai di Shanghai. Selanjutnya, pada tahun1948 mulai ke luar
China: hingga ke Indonesia.
CDD memulai karyanya di Indonesia
pada tahun 1949 dengan kedatangan Pater Josep Wang, CDD di kota Medan. Selanjutnya,
pada tahun 1950, Pater Josep Wang membuka sekolah di Malang (Kosayu) atas
permintaan Mgr. AEJ. Albert, O.Carm (Uskup Malang). Kemudian, pada tanggal 28
Maret 1949 enam orang Pastor CDD yaitu
P. Anthonio Chang, CDD., P. C. Dominicus Chu, P. Chow, CDD, P. Johanes
Ma., CDD, P. Andrea Lie, CDD, dan P. Joanes
Tsou, tiba di Pontianak.
Karya para pastor CDD di Pontianak
dimulai dengan membangun SMP yang dinamakan Pontianak
Middle School (PMS)/ Khun Tong.
Persekolahan Khun Tong ini merupakan cikal bakal sekolah-sekolah asuhan Yayasan
Pendidikan Kalimantan pada tahun 1959. Selain itu, para pastor CDD juga membangun
tempat pembinaan karakter dan iman di desa Korek, Sei Ambawang yang dinamakan
Rumah Retret Costantini Ambawang (RRCA).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar