Rabu, 24 September 2014

Mengidentifkasi Unsur Kebahasaan Teks Deskripsi


Bacalah teks dskripsi berikut ini dengan saksama, kemudian kerjakan tugas-tugas di bawah ini sesuai dengan perintah!
Identifikasi unsur-unsur kebahasaan teks deskripsi “Boneka Sigale-gale” berikut ini!
a.    Kata yang dirujuk dan yang merujuk
b.    Konjungsi
c.     Kata berimbuhan

Boneka Sigale-Gale

Sebuah boneka berubah menjadi cerita yang sangat mistis. Dia hidup dalam benak masyarakat di Pulau Samosir, Sumatera Utara. Boneka itu bisa menari-nari sendiri dan juga menangis. Sigale-gale, begitu nama boneka itu disebut. Masyarakat tak ada yang tak mengenal boneka ini. Ceritanya penuh teka-teki. Kisahnya berlangsung lama, sejak sekitar 350 tahun yang silam.

Dahulu kala, hiduplah seorang raja bernama Raja Rahat. Dia adalah seorang raja dari salah satu kerajaan di Pulau Samosir yang dikelilingi Danau Toba di Sumatera Utara kini. Raja Rahat memiliki seorang putra bernama Raja Manggale. Suatu ketika, sang raja mengirim putranya untuk berperang. Namun, tak disangka Raja Manggale meninggal di medan perang. Tragisnya lagi, mayatnya tak ditemukan. Raja Rahat sedih kehilangan putra semata wayang yang akan mewarisinya kerajaannya. Raja pun akhirnya jatuh sakit karena selalu menangisi kepergian Raja Manggale.

Melihat rajanya sakit, para tetua adat pun berusaha mengobati Raja Rahat agar sembuh kembali. Namun, tak satu pun dukun yang bisa menyembuhkannya hingga kemudian terbetiklah ide untuk menghidupkan kembali Raja Manggale. Dipanggillah seorang dukun besar. Akan tetapi, usaha tersebut tak juga berhasil. Raja Manggale tetap tidak bisa hidup kembali. Akhirnya, untuk mengobati kesedihan Raja Rahat, dibuatkanlah boneka dari kayu yang menyerupai Raja Manggale. Kemudian digelar pesta untuk merayakannya. Oleh sang dukun, roh Raja Manggale pun dipanggil untuk masuk ke dalam raga boneka. Dengan kepercayaan sipele begu, boneka pun dapat menari sendiri tanpa bantuan alat apa pun. Selama tujuh hari tujuh malam, boneka tersebut bisa menari sendiri. Raja Rahat pun senang mendapatkan pengganti Raja Manggale. Perlahan dia sembuh kembali. Sejak saat itulah, orang Batak menyebut boneka tersebut dengan nama Sigale-gale.

Diolah dari Adela Eka Putra Marza Featured, Jejak Thursday, April 5th, 2012
1.     Kata-kata yang saling merujuk pada bacaanteks deskripsi di atas adalah....
a.    Sebuah boneka berubah menjadi cerita yang sangat mistis. Dia hidup dalam benak masyarakat di Pulau Samosir, Sumatera Utara.
Kata dia merujuk pada kata boneka. Jadi, boneka merupakan kata yang dirujuk. Dia merupakan kata ganti orang ketiga tunggal.
b.    Raja Rahat memiliki seorang putra bernama Raja Manggale. Suatu ketika, sang raja mengirim putranya untuk berperang.
c.     Raja Rahat pun senang mendapatkan pengganti Raja Manggale. Perlahan dia sembuh kembali.
Kata nya pada contoh (a) dan (b) merujuk pada kata Raja Rahat.  Jadi, Raja Rahat merupakan kata yang dirujuk. Kata nya merupakan klitika kata ganti nya. Kilitika nya di atas sebagai pengganti Raja Rahat.
2.    Konjungsi yang digunakan dalam teks deskripsi di atas adalah......
a.    Boneka itu bisa menari-nari sendiri dan juga menangis. (konjungsi intrakalimat)
b.    Suatu ketika, sang raja mengirim putranya untuk berperang. Namun, tak disangka Raja Manggale meninggal di medan perang. (konjungsi antarkalimat)
c.     Raja Rahat sedih kehilangan putra semata wayang yang akan mewarisinya kerajaannya. Raja pun akhirnya jatuh sakit karena selalu menangisi kepergian Raja Manggale. (konjungsi antarkalimat)
Penjelasan:                Karena merupakan konjungsi intra kalimat
Akhirnya merupakan konjungsi antarkalimat.
d.    Melihat rajanya sakit, para tetua adat pun berusaha mengobati Raja Rahat agar sembuh kembali. Namun, tak satu pun dukun yang bisa menyembuhkannya hingga kemudian terbetiklah ide untuk menghidupkan kembali Raja Manggale. (konjungsi antarkalimat)
e.     Dipanggillah seorang dukun besar. Akan tetapi, usaha tersebut tak juga berhasil. (konjungsi antarkalimat)
f.     Raja Manggale tetap tidak bisa hidup kembali. Akhirnya, untuk mengobati kesedihan Raja Rahat, dibuatkanlah boneka dari kayu yang menyerupai Raja Manggale. Kemudian digelar pesta untuk merayakannya. (konjungsi antarkalimat)
g.    Oleh sang dukun, roh Raja Manggale pun dipanggil untuk masuk ke dalam raga boneka. Dengan kepercayaan sipele begu, boneka pun dapat menari sendiri tanpa bantuan alat apa pun. (konjungsi antarkalimat)
3.    Kata-kata berimbuhan yang terdapat dalam teks disekripsi di atas diantaranya:
a.    Melihat rajanya sakit, para tetua adat pun berusaha mengobati Raja Rahat agar sembuh kembali. Namun, tak satu pun dukun yang bisa menyembuhkannya hingga kemudian terbetiklah ide untuk menghidupkan kembali Raja Manggale.
b.    Dipanggillah seorang dukun besar. Akan tetapi, usaha tersebut tak juga berhasil.
c.     Raja Manggale tetap tidak bisa hidup kembali. Akhirnya, untuk mengobati kesedihan Raja Rahat, dibuatkanlah boneka dari kayu yang menyerupai Raja Manggale. Kemudian digelar pesta untuk merayakannya.

Selasa, 23 September 2014

Soal kata baku dan tidak baku


Pilihlah kalimat yang menggunakan kata baku!
1.     Claudio menjenguk temannya di rumah sakit.
2.    Saya tinggal di propinsi Kalimantan Barat. (kata bakunya: provinsi)
3.    Penilaian yang diberikan puteri harus bersifat obyektif. (kata bakunya: objektif)
4.    Karya tulis yang dibuat harus bersifat nonfiksi.
5.    Lakukan pengamatan secara rutin pada objek yang diamati.
6.    Kita harus optimistis dalam menghadapi permasalahan ini. (Kata bakunya: optimis)
7.    Sesama mahluk ciptaan Tuhan harus saling mengasihi dan menjaga. (Kata bakunya: makhluk)
8.    Dukun itu komat-kami membacakan mantera
9.    Masalah ini musti  diselesaikan dengan kepala dingin. (kata bakunya:mesti)
10.  Guru-guru harus segera mengumpulkan matrik penjabaran materi. (kata bakunya:matriks)
11.   Surat perjanjian ini harus ditanda-tangani di atas meterei. (kata bakunya: materai)
12.  Seorang guru harus memilih metoda pembelajaran yang sesuai. (kata bakunya: metode)
13.  Hewan itu mempunyai penglihatan yang tajam.     
14.  Kami akan berlibur ke Prancis bulan depan. (Perancis)
15.  Dia seorang putri yang cantik dan baik hati.

Kata Ganti


Kata ganti adalah kata yang menggantikan kata benda atau kata lainnya yang tidak disebut.
Kata ganti terbagi menjdi:
1.     Kata ganti orang
2.    Kata ganti penanya
3.    Kata ganti empunya
4.    Kata ganti penunjuk
5.    Kata ganti penghubung

1.     Kata ganti orang
Yaitu kata ganti yang berfungi menggantikan orang/benda.
a.    Kata ganti orang pertama tunggal
Contoh: hamba, saya, beta, aku, daku, awak, patik, hamba sahaya, dan sebagainya.
b.    Kata ganti orang pertama jamak
Contoh: kami, kita
c.     Kata ganti orang kedua tunggal
Contoh: kamu, engkau, tuan, saudara/saudari
d.    Kata ganti orang kedua jamak
Contoh: kamu sekalian, engkau sekalian, saudara sekalian, anda sekalian, kalian semua, dan sebagainya.
e.     Kata ganti orang ketiga tunggal
Contoh: dia, ia, beliau
f.     Kata ganti orang ketiga jamak
Contoh: mereka
2.    Kata ganti penanya
Yaitu kata gantiyang berfungsi untuk menanyakan benda, waktu, tempat atau keadaan.
a.    Kata ganti penanya benda/orang: apa, siapa, mana, yang mana
b.    Kata ganti penanya waktu: kapan, bila, bilamana, apabila
c.     Kata ganti penanya tempat:di mana, ke mana, darimana
d.    Kata ganti penanya keadaan: bagaiamana, mengapa, berapa
3.    Kata ganti empunya
Yaitu kata ganti sebagai pengganti miik.
Contoh, ku, mu, nya
  • tasku (artinya tas milik saya)
  • dompetmu (dompet milik kamu)
  • bukunya (buku kepunyaan dia)
4.    Kata ganti penunjuk
Kata ganti penunjuk dekat: ini, disini, kesini, kemari
Kata ganti penunjuk jauh: itu, disitu, kesitu, di sana, ke sana
5.    Kata ganti penghubung
Yaitu kata ganti yang mempunyai fungsi sebagai pengantar atu penghubung anak kalimat.
Misalnya: yang
Contoh: Tasku yang warna cokelat.

Senin, 22 September 2014

Penobatan Duta Sanitasi Basional 2014




Prestasi membanggakan diraih oleh siswi SMP Katolik Santu Petrus, Belinda Phelia dan Katherine Louw. Kedua siswi berprestasi ini terpilih menjadi finalis untuk mengikuti kegiatan Jambore Sanitasi 2014 ajang pemilihan Duta Sanitasi Nasional yang dilaksanakan di hotel  Mercure Ancol Jakarta. Kegiatan ini berlangsung selama 9 hari, pada Minggu, 15-24 Juni 2014.

Perjuangan mereka diawali melalui seleksi di tingkat kota pada pertengahan Maret- awal April berupa seleksi karya poster. Setelah berhasil lolos di tingkat kota, mereka kembali meneruskan perjuangan untuk mengikuti seleksi di tingkat provinsi yang dilaksanakan pada tanggal 28-30 April 2014 di hotel Kapuas Palace. Belinda Phelia dan Katherine Louw berhasil lolos di tingkat provinsi dengan perolehan juara pertama lomba karya poster yang diraih oleh Belinda Phelia dan juara ketiga diraih oleh Katherine Louw.
Prestasi ini mengantarkan Belinda Phelia dan Katrherin Louw bersama 4 finalis lain mewakili provinsi Kalimantan Barat untuk mengikuti pemilihan Duta Sanitasi 2014 dalam Jambore Sanitasi 2014. Di tingkat nasional dibagi 3 tahap penjurian, kemudian dipilih 5 besar Duta Sanitasi Nasional. Belinda Phelia berhasil masuk ke dalam 5 besar duta sanitasi dengan meraih juara harapan 2 dan memperoleh penghargaan Public Speaking terbaik.
Pada tanggal 23 juni 2014, Belinda Phelia bersama 4 finalis dari provinsi Kalteng, Bali, Banten, dan Maluku dinobatkan menjadi Duta Sanitasi Nasional  oleh Ibu Negara, Ibu Ani Yodoyono di Istana Negara.
         “Pesan saya sebagai Duta Sanitasi, mari kita lestarikan lingkungan kita! Sebagai bukti cinta kita kepada Tanah Air kita yang indah ini. Mulailah dari sekarang, dari diri kita sendiri. Mari lakukan perubahan demi kehidupan yang lebih baik. Salam sanitasi!”  pesan Belinda kepada anak-anak di seluruh tanahi air Indonesia. (Agustin Flaviyana, S.Pd.)